Internasional, gemasulawesi – Salah satu saksi mata yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan jika setidaknya 3 helikopter penjajah Israel telah mendarat di bagian timur Khan Younis, Jalur Gaza, untuk mengevakuasi para tentara yang menjadi korban dalam pertempuran dengan Brigade Al Qassam.
Dalam sebuah pernyataan, hari ini, 7 April 2024, Brigade Al Qassam menyatakan jika mereka telah membunuh sekitar 9 tentara penjajah Israel di lingkunan az-Zanna, yang terletak di Khan Younis.
Lingkungan az-Zanna juga diketahui adalah sebuah wilayah yang berbatasan dengan wilayah penjajah Israel.
Menurut laporan, terjadi lebih banyak konfrontasi di bagian lain di Khan Younis, dengan Brigade Al Qassam mengklaim telah membunuh sedikitnya 5 tentara penjajah Israel.
Namun, militer penjajah Israel mengumumkan jika 4 tentara mereka tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza selatan, yang diantaranya adalah seorang komandan pasukan dari unit infanteri elit.
Khan Younis dianggap sebagai salah satu daerah paling sulit untuk ditaklukkan oleh penjajah Israel sejak awal perang di tanggal 7 Oktober 2023.
Diketahui jika militer penjajah Israel telah melakukan operasi disana selama berbulan-bulan lamanya dan mereka belum mengambil kendali penuh atas wilayah Khan Younis yang sebelumnya dikenal padat penduduk sebelum perang meletus.
Di sisi lain, seorang analis politik Palestina, Nour Odeh, menyatakan jika Amerika Serikat kemungkinan besar akan bergerak ke arah yang benar saat berhadapan dengan penjajah Israel saat mereka merasakan tekanan dari sekutu-sekutunya.
Odeh, yang juga merupakan mantan juru bicara penjajah Israel, mengungkapkan jika semakin Washington merasakan tekanan dari negara-negara dekatnya bahwa kebijakan mereka terhadap penjajah Israel menjadi sebuah beban, maka semakin besar kemungkinan AS akan bergerak menuju ke arah yang benar.
“Apa yang dilakukan oleh Amerika saat ini tampaknya adalah sebuah masalah besar karena mereka telah terlibat dalam perang di Jalur Gaza sejak awal,” katanya.
Nour Odeh juga menggambarkan 6 bulan perang Gaza sebagai yang menghancurkan jiwa warga Palestina.
“Banyak penghiburan jika bukan harapan ditemukan dalam gerakan solidaritas global,” ungkapnya. (*/Mey)