Internasional, gemasulawesi – Human Rights Watch menyatakan dalam keterangannya hari ini, tanggal 8 Februari 2024, bahwa negara-negara yang menangguhkan pendanaan mereka untuk UNRWA tidak peduli dengan penderitaan warga Palestina di Jalur Gaza.
Human Rights Watch menyebutkan jika sejumlah negara yang memotong dana untuk UNRWA bersalah atas ketidakpedulian yang tidak berperasaan terhadap rakyat Palestina.
Sebelumnya, sekitar 18 negara yang biasanya menyumbangkan lebih dari tiga perempat anggaran untuk UNRWA mengumumkan jika mereka telah membekukan pendanaan mereka.
Hal tersebut dikarenakan klaim penjajah Israel jika selusin staf UNRWA terlibat dalam Operasi Banjir Al-Aqsa.
Direktur Advokasi Krisis HRW, Akshaya Kumar, menyebutkan jika meskipun terdapat resiko kelaparan yang semakin meningkat setiap harinya, Menlu penjajah Israel kini telah mengumumkan bahwa dia akan memimpin upaya yang berani untuk melakukan penutupan UNRWA.
“Kecuali para pendonor memutuskan untuk membatalkan keputusan mereka untuk menangguhkan bantuan kepada UNRWA, mereka beresiko memberikan kontribusi terhadap bencana kemanusiaan yang terjadi saat ini,” katanya.
Di sisi lain, terdapat laporan yang menyebutkan jika Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang mengatakan kepada anggota komunitas Yahudi di Rusia, jika Moskow telah mencapai hasil spesifik.
Diketahui jika hasil spesifik yang dimaksudkannya itu adalah tentang upaya diplomatik yang dilakukan Rusia untuk menjamin pembebasan tawanan yang masih berada di Jalur Faza.
“Moskow telah membuat kemajuan melalui kontak yang dilakukan dengan sayap politik Hamas,” katanya.
Baca Juga:
Perang Masih Terus Berlanjut, UNRWA Nyatakan 84 Persen Fasilitas Kesehatan di Gaza Terkena Dampaknya
Hal tersebut dilaporkan dikatakannya kepada kepala rabbi Rusia, Berel Lazar, dan Alexander Boroda yang merupakan kepala Federasi Komunitas Yahudi.
Putin menerangkan jika Rusia telah melakukan segala yang dapat dilakukan untuk membantu orang-orang yang menjadi tawanan di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Rusia mengkritik agresi yang dilakukan penjajah Israel di Jalur Gaza dan menyatakan dukungannya terhadap negara Palestina.
Kini, korban tewas di Jalur Gaza disebutkan telah mencapai angka lebih dari 27 ribu jiwa dengan mayoritas adalah anak-anak dan juga perempuan. (*/Mey)