Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, juru bicara industri perumahan dan konstruksi penjajah Israel menyatakan jika dalam beberapa pekan mendatang, mereka berharap dapat mendatangkan sekitar 65 ribu pekerja asing.
Disebutkan jika para pekerja asing yang akan bekerja di penjajah Israel tersebut berasal dari India, Srilanka dan Uzbekistan.
Laporan yang sama menyampaikan jika hal tersebut terjadi karena kekurangan tenaga kerja yang besar di beberapa sektor penjajah Israel yang diakibatkan karena perang.
Baca Juga:
Masih Agresi, Pegawai Sipil Hamas Dilaporkan Kembali Beroperasi di Gaza
Diketahui jika sebelum agresi yang dimulai di tanggal 7 Oktober 2023, terdapat sekitar 72.000 warga Palestina dari Tepi Barat yang bekerja di bidang konstruksi.
Dalam kesempatan terpisah, pemerintah penjajah Israel menyampaikan dalam 4 bulan terakhir ini, setengah dari proyek-proyek tersebut harus terhenti karena perekonomian penjajah Israel yang terus terpukul karena perang.
Di bulan Desember 2023, terdapat laporan yang menyebutkan jika Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahum siap untuk memulangkan warga Palestina karena perekonomian penjajah Israel menderita.
Namun, dilaporkan jika Benjamin Netanyahu tidak memiliki suara mayoritas dalam kabinetnya.
Selain itu, pemungutan suara tersebut ditunda beberapa kali yang pada akhirnya diputuskan jika rencana tersebut tidak disetujui.
Di sisi lain, terdapat laporan yang menyebutkan jika militer penjajah Israel telah membunuh 30 orang di Deir el-Balah yang berada di Gaza tengah dalam 24 jam terakhir.
Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan jika pasukan penjajah Israel menargetkan rumah warga dengan pemboman yang dilakukan mereka secara langsung dari jet militer.
“Mereka juga membom sebuah masjid di daerah yang sama dan itu menyebabkan banyak orang terbunuh,” ujar mereka.
PRCS menerangkan jika mereka mengirimkan ambulans dan bahwa timnya menemukan 2 jenazah.
Baca Juga:
Terbuka Tolak Gagasan Palestina Merdeka, Ini Tentang Penjajah Israel Raya
“Tim kami juga melakukan penanganan kepada beberapa korban luka akibat serangan tersebut,” jelas mereka.
Di sisi lain, UNRWA juga menyampaikan jika akses rakyat Palestina terhadap air bersih dan juga sanitasi sangat terbatas akibat serangan yang masih belum berhenti di Jalur Gaza. (*/Mey)