Internasional, gemasulawesi – Hingga kini, Israel terus meluncurkan agresinya ke Palestina yang telah mengakibatkan lebih dari 20 ribu orang tewas dengan banyak yang lainnya masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan.
Diketahui jika pembelian tanah oleh beberapa lembaga seperti Dana Nasional Yahudi ataupun Perusahaan Pengembangan Tanah Palestina mempunyai dimensi ekonomi dan juga poltik.
Hal ini seperti yang dijelaskan oleh sosiolog Israel, Baruch Kimmerling, yang menyatakan meskipun gerakan Zionis menginginkan harga tanah ditentukan secara sederhana oleh hukum penawaran dan permintaan, segera jika tanah itu berada di tangan orang Yahudi, itu akan memiliki arti yang lain.
Salah satu pendapat menyebutkan perambahan progresif atas tanah Palestina mengakibatkan konflik antara para pemukim dan juga komunitas lokal.
“Ini kadang terjadi baku tembak, atau pencabutan pohon buah-buahan,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.
Areej Sabbagh Khoury yang merupakan asisten profesor sosiologi dan antropologi di Universitas Ibrani Yerusalem menyampaikan jika terdapat interaksi antara 3 kibbutzim yang didirikan oleh gerakan Sosialis Zionis Hashomer Hatzair dan penduduk asli di desa-desa tetangga di Lembah Jezreel.
Lembah Jezreel merupakan sebuah wilayah yang berada di sebelah utara Jenin dan juga di sebelah selatan Haifa.
Di mandatori Palestina, para pemukim Zionis dan penduduk asli yang kebanyakan orang Arab diketahui terlibat dalam hidup yang tidak nyaman satu sama lainnya selama lebih dari 2 dekade.
Di tahun 1948 lalu, para penduduk desa diusir sepenuhnya oleh Haganah yang merupakan organisasi militer utama Yahudi sebelum berdirinya Israel.
Baca Juga: Semakin Gila, Tentara Israel Dilaporkan Menembak Mati Wanita Hamil di Gaza
Areej Sabbagh Khoury diketahui menawarkan jawaban yang konklusif terhadap pertanyaan apakah ideologi sosialis dapat diselaraskan dengan kolonialisme pemukim Israel.
“Nilai-nilai sosialis kiri tidak memotivasi protes yang signifikan dalam menanggapi penggusuran desa-desa Palestina sebelum dan selama tahun 1948,” sebutnya.
Dikatakan jika setelah Nakba yang terjadi di tahun 1948, tidak mungkin lagi disangkal bahwa gerakan pemukim sosialis-Zionis, ideologi pemukim sosialis-Zionis jelas lebih unggul dibandingkan ideologi pemukim Yahudi. (*/Mey)