Dugaan Korupsi Penggunaan Dana pada LPEI Mencuat, Menkeu Sri Mulyani Melaporkan Langsung ke Kejaksaan

Ket. Foto: Sri Mulyani Melaporkan Langsung Dugaan Korupsi Penggunaan Dana pada LPEI
Ket. Foto: Sri Mulyani Melaporkan Langsung Dugaan Korupsi Penggunaan Dana pada LPEI Source: (Foto/Instagram/@smindrawati)

Hukum, gemasulawesi – Menurut laporan, dugaan korupsi penggunaan dana pada LPEI atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia mencuat dan membuat Menteri Keuangan, Sri Mulyani, melaporkannya langsung ke Kejaksaan atau Jaksa Agung, ST Burhanuddin.

Diketahui dalam melakukan pengusutan dugaan korupsi penggunaan dana pada LPEI tersebut, Kementerian Keuangan telah membentuk tim terpadu bersama dengan BPKP, JAMDatun, LPEI dan Inspektorat Kementerian Keuangan.

Dilaporkan jika kredit-kredit yang bermasalah di LPEI akan diinvestigasi seluruhnya.

Baca Juga:
Sebut Ada Faktor Psikologi, KPK Ungkap Sengaja Tidak Tempatkan Tersangka Kasus Dugaan Pungli di Rutan yang Dikelola

Laporan yang sama menyatakan jika terungkap terdapat 4 debitur yang diduga terindikasi fraud dengan outstanding pinjaman yang mencapai 2,5 triliun rupiah.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, juga mendorong LPEI bersih dari praktik korupsi.

Dalam pernyataannya, Sri Mulyani menyatakan jika dalam kesempatan yang baik ini, pihaknya bertandang ke Kejaksaan.

Baca Juga:
Masih Bergulir, Sidang Putusan Etik 2 Bos Kasus Pungli Akan Digelar Dewan Pengawas KPK pada 27 Maret 2024

“Jaksa Agung, ST Burhanuddin, sangat baik hati dalam menerima kami untuk juga menyampaikan hasil pemeriksaan dari tim terpadu,” katanya.

Dia menambahkan jika itu terutama terhadap kredit bermasalah yang terindikasi adanya fraud, yaitu adanya dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh debitur yang dimaksud.

Sri Mulyani menyebutkan jika pihaknya khusus menyampaikan 4 debitur yang disebutkannya terindikasi fraud.

Baca Juga:
Pengembangan Kasus Dugaan Suap Yana Mulyana, KPK Jadwalkan Pemanggilan Sekretaris Daerah Kota Bandung Hari Ini

Dalam kesempatan tersebut, Jaksa Agung, ST Burhanuddin, juga memaparkan 4 perusahaan yang terindikasi fraud, yaitu RII sebesar 1,8 triliun rupiah, PRS sebesar 105 miliar rupiah, SPV dengan nilai mencapai 144 miliar rupiah dan SMS sebesar 216 miliar rupiah.

Menurut Burhanuddin, jika ditotal, untuk jumlah keseluruhannya, yakni sekitar Rp 2.2025.119.0000.000,00 atau sekitar 2,5 triliun rupiah.

“Ini baru tahap pertama, nantinya akan ada tahap keduanya,” ungkapnya.

Baca Juga:
Kembali Digelar, 2 Bos Kasus Pungli Akan Jalani Sidang Etik di Dewan Pengawas KPK Hari Ini

Jaksa Agung juga mengingatkan agar perusahaan-perusahaan yang sedang dalam pemeriksaan BPKP untuk segera menindaklanjuti permasalahan tersebut.

“Jika ada perusahaan yang tidak melakukan tindak lanjut terhadap masalah tersebut, maka kami akan menempuh jalur hukum,” tegasnya.

Sementara itu, Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana, menyebutkan jika 4 perusahaan tersebut adalah korporasi yang bergerak di bidang kelapa sawit, nikel, batu bara dan juga perusahaan perkapalan. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Sempat Alami Penundaan, Sidang Eksepsi Syahrul Yasin Limpo Kembali Digelar Hari Ini

Sidang eksepsi atau nota keberatan Syahrul Yasin Limpo kembali digelar hari ini, tanggal 13 Maret 2024, setelah sebelumnya sempat tertunda.

Sebut Makan Waktu yang Tidak Sebentar, KPK Dilaporkan Masih Mendalami Laporan Dugaan Gratifikasi Ganjar Pranowo

KPK dilaporkan masih mendalami laporan dugaan gratifikasi yang melibatkan mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Proses Pengadilan Sengketa Pemilu 2024, MKMK Tegaskan Pembatasan Keterlibatan Hakim Anwar Usman

MKMK menegaskan mengenai pembatasan keterlibatan hakim Anwar Usman dalam proses pengadilan sengketa pemilu 2024.

KPK sedang Selidiki Kasus Dugaan Korupsi Bermodus Investasi Fiktif Taspen, Erick Thohir Sebut Pihaknya Hormati Proses Hukum

Erick Thohir menyatakan pihaknya menghormati proses hukum yang berkaitan dengan kasus dugaan korupsi PT Taspen.

Saksi Kasus Syahrul Yasin Limpo, KPK Lakukan Penggeledahan di Rumah Pengusaha Hanan Supangkat

KPK dilaporkan menggeledah rumah pengusaha Hanan Supangkat yang menjadi saksi di kasus Syahrul Yasin Limpo.

Berita Terkini

wave

Kabut di Tambang Parigi Moutong: "Gertak Sambal" Polda Sulawesi Tengah Dalam Penertiban PETI

Operasi penyisiran Disinyalir tanpa hasil dari Polda Sulawesi tengah saat ini, akibat operasi itu dinilai hanya aksi seremonial.

Kala Jaring dan Gelombang Seismik Berbenturan di Teluk Tomini

Nelayan Parigi moutong gelar aksi demo buntut dari puluhan rompon diputus oleh tim survey potensi Migas di perairan teluk tomini.

Dugaan Monopoli Tambang Ilegal di Buranga: Sosok 'Reny' Asal Jawa Barat Jadi Sorotan

Sosok reni pelaku tambang ilegal di Desa Buranga yang disebut-sebut kebal hukum dan beroperasi dibekas lahan yang pernah menelan korban jiwa

Dugaan Dominasi Tambang Ilegal di Desa Tombi: Peran Haji Anjas dan Infrastruktur Talang Raksasa

Kuatnya bekingan Kelompok Haji Anjas hingga saat ini belum tersentuh oleh Aparat penegak Hukum berkaitan dengan pengelolaan tambang ilegal.

SMART GOV dan CITIGOV untuk Tekan Kebocoran PAD di Parigi Moutong

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) terus memacu transformasi digital dalam sektor perpajakan dan ekspansi digitalisasi ke sektor retribusi.


See All
; ;