Daerah, gemasulawesi - PT MRT Jakarta (Perseroda) tengah melakukan upaya revitalisasi kawasan bersejarah Harmoni dan Kota Tua seiring pembangunan MRT Fase 2A.
Langkah ini memanfaatkan konsep transit oriented development (TOD), yang bertujuan menghubungkan stasiun MRT dengan lingkungan sekitarnya serta menjadikannya sebagai pusat budaya dan ekonomi baru.
Riska Muslimah, Kepala Divisi Engineering MRT Jakarta, menjelaskan dalam MRTJ Fellowship Program 2025 di Jakarta, Selasa, bahwa setiap stasiun MRT memiliki desain unik yang menyesuaikan dengan karakter kawasan masing-masing.
Sebagai contoh, Stasiun Kota akan mengangkat tema “Permata Utara Jakarta”, dengan fokus pada penghidupan kembali kawasan wisata sejarah dan budaya.
Baca Juga:
Mantan Wali Kota Semarang dan Suami Dijatuhi Hukuman Korupsi
Berbagai strategi akan diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut, termasuk menghidupkan kembali Plaza BEOS sebagai ruang publik terintegrasi dengan stasiun dan mengurangi arus kendaraan agar kawasan lebih ramah bagi pejalan kaki.
“Kami berencana mengembalikan Plaza BEOS sebagai ruang publik yang aktif, ditambah dengan tim yang menangani peremajaan kanal dan berbagai penataan lainnya, sehingga kawasan Kota ini akan lebih menarik,” ujar Riska.
Selain itu, Jalan Pintu Besar yang menjadi penghubung antara Jalan Gajah Mada dan kawasan Kota Tua akan ditutup untuk kendaraan pribadi.
Jalan ini nantinya hanya bisa dilewati oleh bus umum dan pejalan kaki, untuk mendukung kenyamanan dan keselamatan di area tersebut.
Riska menambahkan, MRT Jakarta berencana mendirikan galeri ikonik di sepanjang koridor Stasiun Kota.
Galeri ini nantinya akan menampilkan karya seni serta temuan bersejarah yang ada di kawasan tersebut.
MRT Jakarta juga akan merevitalisasi kanal dan menerapkan strategi zero run off untuk meminimalkan risiko banjir.
Ia menjelaskan bahwa desain Stasiun MRT Kota dirancang agar dapat terintegrasi dengan berbagai fasilitas serta transportasi umum yang ada di kawasan Kota Tua.
Baca Juga:
Eks Stafsus Menag Diperiksa KPK dalam Kasus Kuota Haji 2023–2024
Sementara itu, Stasiun Harmoni diusung dengan visi “Simpul Harmonie”, menempatkan stasiun sebagai pintu gerbang utama yang menghubungkan kawasan Kota Tua di utara.
“Dari sisi selatan, Harmoni berfungsi seperti gerbang menuju Kota Tua. Sepanjang jalur terdapat kanal, dan kami menampilkan ini dalam perencanaan stasiun serta lingkungan sekitarnya,” ujar Riska.
Ia menjelaskan, pengembangan TOD di Harmoni fokus pada beberapa aspek utama, termasuk penataan ulang area untuk mengoptimalkan integrasi antara berbagai moda transportasi dan fasilitas pendukung.
MRT Jakarta juga berupaya menegaskan karakter koridor utama kawasan dan meningkatkan kemudahan akses bagi pejalan kaki.
Baca Juga:
OJK Imbau Bank Sesuaikan Suku Bunga Seiring Penurunan BI Rate ke 5,0 Persen
Konsep pembangunan ini ramah lingkungan sekaligus mendorong pengembangan hunian di pusat kota untuk memperkuat fungsi kawasan sebagai transit hub. (*/Zahra)