Banyuwangi, gemasulawesi - Sebuah kecelakaan tragis melibatkan truk gandeng bermuatan berat dan delapan sepeda motor telah terjadi di perlintasan kereta api di Jalan Raya Raden Wijaya, Kelurahan/Kecamatan Giri, Banyuwangi.
Insiden ini mengguncang warga setempat di wilayah Kecamatan Giri sekitar pukul 16.00 WIB.
Kejadian yang terjadi pada Jumat, 21 Juni 2024 tersebut disebabkan oleh masalah rem pada truk gandeng bernomor polisi P 8579 UW yang dikemudikan oleh Eddy Kurniawan, seorang warga Kecamatan Singojuruh.
Menurut keterangan dari Kanit Gakkum Satlantas Polresta Banyuwangi, Iptu Heru Slamet, truk gandeng tersebut mengalami rem blong saat mendekati perlintasan kereta api.
Ketika truk mendapati palang pintu kereta api sedang terbuka, pengemudi tidak mampu mengendalikan laju kendaraan, yang menyebabkan tabrakan dengan delapan sepeda motor yang sedang berhenti menunggu kereta api melintas.
Akibat kecelakaan ini, sejumlah pengendara motor mengalami luka serius dan harus segera dirawat intensif di rumah sakit terdekat.
Meskipun insiden ini mengakibatkan kerusakan yang parah pada kendaraan dan luka serius pada pengendara motor, untungnya tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Saksi mata, Donny Pratama, memberikan gambaran tentang momen mengerikan saat truk melaju dengan kecepatan tinggi, menyeret salah satu motor dan pengendaranya hingga jarak sekitar 500 meter sebelum akhirnya truk berhasil dihentikan oleh upaya-upaya spontan dari warga sekitar.
Mereka berteriak dan berlarian untuk melemparkan batu-batu besar ke bagian bawah truk dengan tujuan untuk menghentikan laju kendaraan yang tak terkendali.
"Awalnya sopir truk mencoba untuk menggunakan rem tangan, namun sayangnya tidak berhasil. Truk baru berhenti setelah menabrak beberapa kendaraan," jelas Heru, menggambarkan kronologi kejadian yang menyedihkan.
Faktor kondisi jalan yang menurun di sekitar perlintasan kereta api diduga sebagai salah satu penyebab kesulitan dalam mengendalikan truk gandeng tersebut.
Setelah kejadian, pihak kepolisian segera mengevakuasi semua kendaraan yang terlibat ke Markas Satlantas Polresta Banyuwangi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan sebagai bukti dalam proses penyelidikan.
Insiden ini dengan cepat beredar luas di media sosial dan menimbulkan beberapa komentar netizen.
“Setiap hari, sepanjang waktu, truk dan bus terus membunuh atau melukai karena remnya sering blong. Ini terjadi karena truk-truk ini mungkin tidak diperiksa secara berkala oleh Dinas Perhubungan setiap 6 bulan atau setahun sekali seperti yang seharusnya dilakukan,” tulis akun @tal***.
Sebagian lagi merasa prihatin dan kasihan dengan sang sopir yang diketahui sudah cukup berumur tersebut.
“Tolong semua jangan salahin supirnya kasian supirnya sudah kakek kakek, namanya musibah gak ada yang tau, dan smoga bapaknya dapet keadalian yang sewajarnya gak smpek di penjara,” tulis akun @ci***.
Ada pula yang menyoroti perusahaan yang memiliki muatan untuk bertanggung jawab.
“Perusahaan yang memiliki muatan dan truk harus bertanggung jawab baik terhadap korban maupun pengemudi. Mereka harus secara rutin memeriksa tonase muatan untuk memastikan tidak melampaui batas yang diizinkan,” tulis akun @nur***.
Kecelakaan ini telah menjadi perhatian serius masyarakat, membangkitkan kembali kesadaran akan pentingnya keamanan dan kewaspadaan dalam berkendara, terutama di sekitar area perlintasan kereta api.
Dengan adanya respons cepat dari pihak berwenang dan kerjasama aktif dari masyarakat, diharapkan kecelakaan serupa dapat dihindari di masa yang akan datang, menjaga keselamatan dan ketertiban dalam berlalu lintas untuk semua pihak yang terlibat. (*/Shofia)