Indramayu, gemasulawesi - Kisah perjuangan Sopyah dari Indramayu, Jawa Barat, sungguh mengharukan dan penuh pengorbanan.
Sebagai seorang kakak yang bertanggung jawab atas adiknya, Samsul Ramadan (15), Sopyah harus menghadapi berbagai tantangan setelah mereka ditinggalkan oleh ibu yang telah meninggal dan ayah yang merantau ke luar kota untuk bekerja sebagai buruh serabutan.
Dalam keadaan serba terbatas, Sopyah rela mengubah penampilannya menjadi seperti laki-laki.
Hal ini dilakukannya agar bisa mendapatkan pekerjaan sebagai kuli bangunan, pekerjaan yang umumnya diperuntukkan bagi laki-laki.
Dengan rambut yang dipotong pendek dan penampilan yang maskulin, ia berharap dapat menghidupi adiknya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Tinggal di rumah yang dibangun di atas tanah pemerintah di Jalan Samsu Blok Bong, Kelurahan Lemah Mekar, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, mereka hidup dalam kemiskinan yang memaksa Sopyah dan Samsul untuk berhenti sekolah.
Kondisi ekonomi yang sulit membuat mereka terkadang harus melewatkan makan selama beberapa hari karena tidak memiliki uang.
"Kadang kami pernah tidak makan selama dua atau bahkan kadang tiga hari," ujarnya.
Namun, di tengah kesulitan tersebut, ada secercah harapan ketika kisah mereka mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu dan Pemerintah Kecamatan Indramayu.
Mereka datang mengunjungi Sopyah dan Samsul, membawa bantuan dan janji untuk memfasilitasi mereka agar bisa melanjutkan pendidikan.
Sopyah, yang putus sekolah saat SMP, difasilitasi untuk ikut program kejar paket dan diberikan modal usaha.
Sementara itu, Samsul, yang putus sekolah setahun lalu, kini sudah dapat kembali bersekolah dengan pindah ke SMPN 3 Sindang.
Hal ini pun menjadi viral di berbagai platform media sosial, salah satunya seperti yang diunggah oleh akun Instagram @mood.jakarta hingga menuai banyak komentar dukungan untuk Sopiyah.
“Disaat banyak perempuan yang bekerja dengan effortless dan bisa menghasilan uang banyak tanpa perlu menyebutkan pekerjaannya apa. Mbak ini harus menyamar sebagai laki-laki dan dengan pekerjaannya yang berat dan kasar demi bisa menghidupi diri dan adiknya. Saya menaruh hormat kepadamu mbak, semoga Allah senantiasa memberikan jalan atas setiap ujian dan masalah serta hasil yg manis dari setiap perjuangan dan kerja kerasmu,” ungkap akun @awa***.
Kepala Disdikbud Indramayu, Caridin, mengungkapkan rasa syukur bahwa pihaknya bersama rekan-rekan dari Disdikbud dan Camat telah mengunjungi dan memberikan bantuan kepada Sopyah dan Samsul.
Sehingga mereka mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk melanjutkan hidup dan pendidikan mereka.
"Alhamdulillah, saya bersama teman-teman dari Disdikbud serta Pak Camat telah mengunjungi kediaman Sopyah dan Samsul," ujar Kepala Disdikbud Indramayu, Caridin.
Perjuangan Sopyah adalah cerminan dari keteguhan hati seorang kakak yang rela berkorban demi masa depan adiknya, meskipun harus menyamar sebagai laki-laki dan menjalani pekerjaan berat sebagai buruh bangunan.
Semoga kisah mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang dan membuka mata kita akan pentingnya saling membantu dalam menghadapi kesulitan hidup. (*/Shofia)