Internasional, gemasulawesi – Pasukan penjajah Israel dikabarkan bergerak lebih jauh ke jantung Rafah, yang berada di Jalur Gaza bagian selatan.
Menurut laporan, pasukan penjajah Israel bergerak maju dan sekarang berada di tepi distrik padat di jantung kota Rafah.
Hal tersebut disampaikan oleh warga di Rafah, kemarin, tanggal 22 Mei 2024, waktu Palestina.
Laporan yang sama menyatakan tank-tank milik pasukan penjajah Israel telah mengambil posisi baru yang lebih jauh ke barat di sepanjang perbatasan selatan Jalur Gaza dengan Mesir.
“Pasukan penjajah Israel sekarang berada di tepi lingkungan Yibna, yang berada di pusat Rafah, namun, belum memasuki distrik tersebut,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.
Salah satu warga Palestina yang meminta agar namanya dirahasikan mengatakan jika pasukan penjajah Israel menembaki Yibna semalaman dan juga menembaki perahu nelayan, yang menyebabkan beberapa orang terbakar.
“Peristiwa ini terjadi setelah salah satu malam pemboman yang paling intens yang dilakukan oleh militer penjajah Israel di Rafah,” katanya.
Dia menambahkan jika tembakan pasukan penjajah Israel tidak dapat dihentikan sepanjang malam.
“Mereka menembak dari drone, helikopter, tank dan pesawat tempur,” ucapnya.
Baca Juga:
Termasuk Wanita Hamil, Bom Penjajah Israel Dilaporkan Menewaskan 10 Orang di Jalur Gaza Tengah
Sementara itu, pada waktu yang sama, militer penjajah Israel telah mengebom sebuah rumah di Kamp Pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah.
Diketahui jika pemboman tersebut mengakibatkan sedikitnya 8 orang.
Beberapa orang lagi juga terluka dalam serangan yang menghantam rumah yang merupakan milik keluarga Shihab dan jumlah korban diperkirakan akan meningkat.
Di sisi lain, Duta Besar Slovenia untuk PBB, Samuel Zbogar, mengatakan Slovenia mungkin akan segera bergabung dengan negara-negara Eropa lainnya terkait pengakuan negara Palestina.
“Menteri Luar Negeri Slovenia telah melakukan perjalanan yang sangat luas di Timur Tengah dan pemerintah akan menyelesaikan diskusi internalnya di tanggal 13 Juni 2024,” ujarnya.
Dia menegaskan bahwa dengan cara itu akan membantu menstabilkan situasi di lapangan, serta menciptakan momentum untuk solusi 2 negara, yang sekarang telah tertunda. (*/Mey)