Internasional, gemasulawesi – UNICEF atau Badan Anak-Anak PBB menyatakan jika salah satu kendaraan milik mereka terkena peluru tajam saat sedang menunggu memasuki Jalur Gaza bagian utara.
Disebutkan UNICEF jika insiden tersebut terjadi pada hari Rabu, tanggal 10 April 2024, waktu Palestina.
Menurut laporan hari ini, 11 April 2024, pihak UNICEF telah menyampaikan peristiwa tersebut kepada pihak berwenang penjajah Israel.
Namun, UNICEF diketahui tidak merinci kerusakan yang terjadi.
Dalam postingan mereka di media sosial X, UNICEF menekankan jika para pekerja kemanusiaan terus menghadapi risiko dalam memberikan bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa warga Palestina.
“Jika para pekerja bantuan tidak dilindungi sesuai dengan HHI atau hukum HAM internasional, bantuan kemanusiaan tidak dapat menjangkau orang-orang yang memerlukannya,” ujar mereka.
Sementara itu, Basen Naim, yang adalah kepala hubungan politik dan internasional Hamas, menyatakan jika Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, telah berupaya maksimal untuk memblokir atau melemahkan peluang untuk mencapai perjanjian gencatan senjata.
Dia juga mengungkapkan jika Netanyahu berada dibawah tekanan dari Amerika Serikat, komunitas internasional dan juga masyarakat penjajah Israel, sehingga dia terpaksa menggunakan semua cara kotor lainnya.
“Dia menggunakan cara-cara kotor itu sebagai alat dengan membunuh anak-anak kami, istri kami dan juga membunuh para pemimpin,” tuturnya.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dan koordinator PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, telah menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza steelah mengadakan pembicaraan di Moskow.
Kementerian Luar Negeri Rusia memaparkan jika menekan gencatan senjata segera penting untuk dilakukan.
“Juga termasuk dengan akses yang aman dan tanpa hambatan untuk semua yang terkena dampaknya dan juga memerlukannya, serta pembebasan sandera yang masih berada di Jalur Gaza,” ungkap mereka.
Kementerian Luar Negeri Rusia menuturkan jika kedua pemimpin tersebut memberikan perhatian yang besar terhadap prospek menghidupkan kembali proses perdamaian penyelesaian antara Palestina dengan penjajah Israel setelah fase penas konflik berakhir. (*/Mey)