Internasional, gemasulawesi – Mengingat saat ini perang masih berlangsung di Jalur Gaza, rakyat Palestina harus menghadapi bulan Ramadhan yang berbeda dengan tahun lalu.
Rakyat Palestina harus menghadapi Ramadhan yang sulit disebabkan krisis kemanusiaan karena perang.
Warga Palestina di seluruh Jalur Gaza diketahui harus menghadapi krisis kelaparan yang semakin meluas setiap harinya.
Baca Juga:
Akan Sediakan Lebih Banyak Pusat Penahanan, Pejabat Palestina Kecam Rencana Benjamin Netanyahu
Dalam Ramadhan kali ini, rakyat Palestina harus berhadapan dengan kekurangan pangan dan juga kelaparan yang menyebar di Jalur Gaza utara dan telah mengakibatkan kematian sekitar 25 orang anak-anak, 2 orang lansia dan seorang wanita muda.
Disebutkan jika ini adalah masa yang sangat sulit mengingat bagian selatan Jalur Gaza yang penuh sesak, terutama di Rafah.
Pasar-pasar yang ada di bagian selatan Jalur Gaza dan masih dapat berfungsi meskipun terbatas hampir kehabisan pasokan bahan pokok atau bahan-bahan pokok dijual dengan harga yang sangat tinggi.
“Masyarakat masih berduka dan fakta bahwa keluarga mereka terpecah belah, dengan beberapa anggota keluarga yang tersisa di wilayah utara Gaza menghadapi krisis kelaparan, membuat mereka kurang bersemangat menyambut Ramadhan,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.
Dia menambahkan jika setiap orang yang dikenalnya telah kehilangan anggota keluarga atau kenalan mereka, sehingga hal ini sangat menyulitkan banyak orang.
“Orang-orang biasanya mempersiapkan dan memulai hari pertama Ramadhan dengan perayaan, dekorasi, lampu dan lentera di jalan-jalan, pasar dan juga masjid, yang sekarang sebagian besarnya telah hancur,” ungkapnya.
Baca Juga:
Timbulkan Korban Jiwa, Pertahanan Sipil Gaza Mengkritik Taktik Pemberian Bantuan Melalui Udara
Menurutnya, warga Palestina juga berpuasa di bulan Ramadhan tanpa terlihat adanya tanda-tanda akan berakhirnya serangan penjajah Israel dan kelaparan yang semakin parah.
Salah seorang warga Palestina di Rafah, Sabah al-Hendi, mengatakan jika dia tidak melihat siapa pun dengan kegembiraan di matanya.
“Setiap keluarga sedih dan setiap keluarga memiliki seorang anggota keluarga yang telah meninggal,” tuturnya.
Baca Juga:
Ramadhan Tiba, Pemerintah Kota Gaza Serukan Organisasi Internasional Berikan Bantuan Penting
Di sisi lain, setidaknya lebih dari 31.ooo orang di Jalur Gaza telah terbunuh dan lebih dari 70.000 orang lainnya terluka akibat perang yang telah berlangsung sejak tanggal 7 Oktober 2023. (*/Mey)