Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, salah satu pejabat Palestina, Qaddoura Fares, yang merupakan Ketua Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan, mengecam keputusan Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menyediakan lebih banyak pusat penahanan.
Dalam sebuah pernyataan, Qaddoura Fares, menyebutkan jika pikiran Benjamin Netanyahu dipenuhi dengan rencana yang penuh dengan kebencian dan juga agresif.
“Keputusan yang diambil Benjamin Netanyahu untuk melengkapi dan menyiapkan tempat penahanan baru dengan tegas juga menegaskan keputusannya untuk melanjutkan perang melawan rakyat Palestina selama mungkin,” katanya.
Diketahui jika beberapa waktu yang lalu, Benjamin Netanyahu bertemu dengan beberapa menterinya, termasuk dengan Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir.
Dalam pertemuan tersebut, Benjamin Netanyahu menginstruksikan para menteri tersebut untuk melaksanakan keputusannya.
Qaddoura Fares menyampaikan jika ini berarti rangkaian penangkapan akan terus meningkat terhadap masyarakat Palestina yang tidak berdaya.
Baca Juga:
Timbulkan Korban Jiwa, Pertahanan Sipil Gaza Mengkritik Taktik Pemberian Bantuan Melalui Udara
Sementara itu, pemenang pemilu sayap kanan Belanda, Geert Wilders, mengatakan jika dia bertemu dengan Presiden penjajah Israel, Isaac Herzog.
Wilders menegaskan jika dalam pertemuan tersebut, dia menjanjikan dukungan penuhnya kepada penjajah Israel dalam perjuangannya melawan ‘teror’.
Wilders yang berencana memimpin pemerintahan baru setelah partai nasionalis PVV memenangkan pemilu pada bulan November 2023, diketahui telah lama menjadi pendukung setia penjajah Israel.
Baca Juga:
Ramadhan Tiba, Pemerintah Kota Gaza Serukan Organisasi Internasional Berikan Bantuan Penting
Dalam pernyataannya di media sosial X miliknya, Wilders menyebutkan jika dia mengatakan kepada Herzog jika dia bangga Presiden penjajah Israel tersebut mengunjungi Belanda.
“Penjajah Israel juga telah dan akan selalu mendapatkan dukungan penuhnya dalam perjuangan melawan ‘teror’,” ujarnya.
Presiden penjajah Israel dilaporkan berada di Belanda untuk menghadiri pembukaan Museum Holocaust di Amsterdam.
Di sisi lain, UNRWA menegaskan jika kelaparan terjadi dimana-mana di Jalur Gaza saat bulan Ramadhan dimulai.
UNRWA juga menegaskan kembali seruan mereka untuk gencatan senjata segera selama Ramadhan.
Sementara itu, Ismail Haniyeh, yang merupakan Kepala Biro Politik Hamas, menyalahkan penjajah Israel dikarenakan gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata sebelum bulan Ramadhan. (*/Mey)