Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, pasukan penjajah Israel melakukan penyerbuan dan penggerebekan di Hebron, Tepi Barat.
Laporan yang sama menyebutkan jika penjajah Israel juga menahan beberapa warga Palestina dalam penyerbuan tersebut.
Salah satu warga Palestina yang ditangkap oleh pasukan penjajah Israel diketahui berasal dari Yatta yang berada di sebelah selatan Hebron, setelah sebelumnya pasukan penjajah Israel menggeledah rumahnya.
Pasukan penjajah Israel juga memukuli seorang warga sipil sebelum menahannya selama beberapa jam ketika mereka menyerbu Dura yang berada di sebelah barat daya Hebron.
Dilaporkan jika pasukan penjajah Israel juga menahan 3 orang dalam 1 keluarga yang sama, yang terdiri dari ayah, ibu dan juga anak laki-laki, di pos pemeriksaan militer yang terletak di pintu masuk lingkungan Jaber yang ada di sebelah selatan Hebron selama beberapa jam.
“Mereka akhirnya dibebaskan,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.
Baca Juga:
Serangan yang Intens, Militer Penjajah Israel Dilaporkan Lakukan Penangkapan Massal di Khan Younis
Penggerebekan dan penahanan juga dilakukan di beberapa wilayah lainnya di Tepi Barat, seperti Nablus, Betlehem, Ramallah dan Qalqilya.
Sementara itu, Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, menyebutkan jika sejak perang Gaza dimulai di tanggal 7 Oktober 2023 lalu, penjajah Israel telah secara dramatis memperluas pemukiman ilegalnya di Tepi Barat sehingga membawa mereka ke tingkat baru yang lebih mengejutkan.
“Dengan memindahkan lebih banyak penduduk penjajah Israel ke wilayah pendudukan, pemukiman tersebut merupakan kejahatan perang,” imbuhnya.
Turk menambahkan jika itu juga beresiko menghancurkan peluang untuk negara Palestina di masa depan.
Pernyataan salah satu pejabat PBB tersebut muncul setelah Otoritas Perencanaan Pemukiman penjajah Israel memberikan lampu hijau beberapa waktu yang lalu, untuk memberikan izin pembangunan hampir 3,500 unit perumahan ilegal yang baru.
Pemerintah AS menyatakan jika itu adalah langkah yang mengecewakan dan juga kontraproduktif terhadap perdamaian.
Di sisi lain, MAP atau Bantuan Medis untuk Palestina mengatakan jika penerjunan dari udara, pelabuhan sementara dan sejenisnya bukan solusi yang realistis atau jangka panjang untuk mencegah kelaparan dan mempertahankan kehidupan di Jalur Gaza. (*/Mey)