Internasional, gemasulawesi – Perdana Menteri Otoritas Palestina, Mohammad Shtayyeh, mengatakan jika faksi-faksi Palestina akan bertemu di Moskow pada tanggal 26 Februari 2024.
Diketahui jika sebelumnya Rusia mengundang faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas, ke Moskow untuk melakukan pembicaraan tentang perang yang hingga kini masih berlangsung.
Selain itu, Perdana Menteri Otoritas Palestina, Mohammad Shtayyeh, juga mengungkapkan jika Otoritas Palestina (PA) siap untuk terlibat dengan Hamas.
“Rusia telah menyampaikan undangannya terhadap semua faksi Palestina yang akan bertemu di tanggal 26 Februari 2024,” katanya.
Mohammad Shtayyeh melanjutkan jika Otoritas Palestina akan melihat apakah Hamas siap untuk turun tangan bersama mereka.
“Kami siap untuk terlibat dan jika Hamas tidak melakukannya maka lain ceritanya,” ujarnya.
Baca Juga:
Masih Ada Sekitar 200 Pasien, Kepala WHO Sebut RS Nasser Tidak Berfungsi Lagi
Mohammad Shtayyeh menegakan jika mereka membutuhkan persatuan Palestina.
Namun, disebutkan Mohammad Shtayyeh bahwa untuk menjadi bagian dari persatuan tersebut, Hamas perlu memenuhi pra syarat tertentu.
Di sisi lain, dalam serangan yang terjadi terus menerus di Rafah, publik dikatakan telah melihat kengerian dari para pengungsi Palestina yang sebelumnya berusaha untuk mencari perlindungan di Rafah dimana mereka diberitahu jika wilayah tersebut akan menjadi zona aman, namun, ternyata kini menjadi sasaran.
Laporan menyampaikan bahwa 7 anggota dari 1 keluarga terluka parah dan harus dibawa ke RS Al-Najjar yang berada di pusat kota Rafah.
“Staf medis kelelahan dan tidak memiliki perlengkapan untuk menerima begitu banyak orang yang terluka,” jelas salah satu sumber lokal yang tidak disebutkan namanya.
Sumber tersebut menerangkan jika kurangnya ketersediaan staf medis dan juga kurangnya pasokan medis, menyebabkan banyak orang terbaring di lantai rumah sakit selama berjam-jam menunggu bantuan.
Diketahui jika penjajah Israel telah membatasi pengiriman bantuan kemanusiaan sehingga memperburuk kekurangan tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan jika tuntutan Hamas untuk gencatan senjata dan juga pembebasan tahanan adalah delusi setelah Hamas sebelumnya menyalahkan penjajah Israel atas kurangnya kemajuan dalam mencapai gencatan senjata. (*/Mey)