Internasional, gemasulawesi – Dari kamp-kamp pengungsi yang berada di Palestina, terutama kam pengungsi Jabalia, hingga ke Reservasi Pine Ridge yang berada di South Dakota, terdapat 2 masyarakat adat yang terpisah lebih dari 6.000 mil yang menentang mesin kolonial pemukim transnasional.
Dikarenakan tahun 2023 ini merupakan peringatan ke-75 tahun Nakba, maka tahun ini juga menandai tahun ke-531 penindasan kolonial pemukim Amerika terhadap masyarakat adat yang berada di Pulau Penyu.
Negara-negara kolonial pemukim seperti Amerika Serikat dan Israel didasarkan pada penghapusan populasi dan budaya asli.
Baca Juga: Dilaporkan Kencingi Tahanan, Ini Alasan Kenapa Penghinaan Memiliki Peran dalam Perang Palestina
Tindakan kolonialisme pemukim juga adalah ekstraksi sumber daya yang dilakukan dengan kekerasan, pemindahan dan genosida yang diikuti dengan penyangkalan dan penulisan ulang sejarah.
Fakta yang lainnya adalah kolonialisme pemukim Amerika dan Israel berawal dari fanatisme agama, mengeksploitasi agama, baik Kristen ataupun Yudaisme, yang dilakukan untuk mendorong penganut agama tersebut menjajah, menjarah dan kemudian menetap di tanah air mereka.
Salah satu hal yang menarik yang ditemukan oleh para sejarawan adalah mereka menemukan jurnal pribadi yang dimiliki oleh Christopher Columbus.
Baca Juga: Banyak Penderitaan, Ahli Sebut Rencana Penjajah Israel di Jalur Gaza Masih Dapat Digagalkan
Isi dari jurnal itu tidak kalah mengejutkannya.
Disebutkan jika tujuan utamanya sebenarnya adalah menaklukkan Palestina.
Di salah satu catatan yang bertanggal 26 Desember 1942 dikatakan ‘dalam jumlah yang sedemikian rupa sehingga para penguasa akan melakukan dan bersiap untuk menaklukkan Makam Suci.
“Karena itulah aku mendesak Yang Mulia untuk menghabiskan semua keuntungan dan usahaku ini untuk penaklukkan Yerusalem,” tulisnya.
Hubungan antara gerakan Palestina dan masyarakat adat di Amerika Serikat memiliki sejarah yang panjang sejak tahun 1970-an, yakni pada masa kebangkitan koalisi anti-kolonial dan Dunia Ketiga.
Farrah Koutteineh yang merupakan seorang aktivis politik menyatakan dekolonisasi dan kedaulatan masyarakat adat dari Pulau Penyu hingga Palestina bukan hanya akibat yang adil dari perampasan, pendudukan dan genosida yang terus dialami oleh masyarakat adat.
Baca Juga: Israel Katakan Perang Gaza Seperti PD II, Ahli Sebut Hal Ini Membenarkan Kebrutalan
“Namun, kelangsungan hidup planet kita bergantung pada hal ini,” katanya. (*/Mey)