Internasional, gemasulawesi – Jika mengacu pada keberadaan ilegal Israel dan tindakannya terhadap rakyat Palestina, maka kematian yang dapat diperkirakan dari apa yang disebut dengan proses perdamaian.
Selain itu, berakhirnya solusi 2 negara yang tidak dapat dihindari telah mengubah fokus dari mengakhiri apa yang disebut sebagai pendudukan Israel ke masalah yang lebih besar dan lebih mendalam.
“Itu adalah apa yang disebut dengan penindasan kolonial Israel di seluruh Palestina,” kata salah satu pakar, Akram Al Deek.
Baca Juga: Tidak Gentar, Ini Tanda yang Tunjukkan Hamas Masih Kuat Hadapi Penjajah Israel di Gaza
Dia menambahkan jika komunitas Palestina yang tersebar di Tepi Barat, Jalur Gaza, di wilayah Israel, di pengasingan dan Gurun Naqab telay mempersulit pengelompokan penduduk Palestina di dalam batas negara mereka.
“Membagi Tepi Barat ke dalam urutan abjad mini yang diwujudkan dalam Zona A, B dan C yang diatur di bawah yurisdiksi politik dan militer yang berbeda, memerlukan revisi serius terhadap Hukum Internasional,” ujarnya.
Dia menegaskan jika wilayah-wilayah jajahan Palestina tidak disebut dengan wilayah pendudukan Palestina karena pendudukan dalam hal ini tidak semata-mata disibukkan dengan pengambilalihan tanah orang lain dalam hal militer dan politik.
Menurut Al Deek, pekerjaan spasial lebih terfokus pada geografi dan penginapan, sedangkan kolonialisme melibatkan penerapan yang lebih mendalam, seperti praktik budaya, ekonomi dan psikologis.
“Meskipun pendudukan berarti pemindahan, kolonialisme menerapkan penghancuran,” ucapnya.
Selain itu, Al Deek menyampaikan bahwa jika berdasarkan definisinya, pendudukan bersifat sementara, sedangkan kolonialisme bersifat jangka panjang.
Baca Juga: Bertambah Parah Akibat Perang, Ini Dampak Sampah terhadap Kesehatan dan Lingkungan Warga Palestina
“Perbedaan yang lain adalah pendudukan mungkin melibatkan eksploitasi ekonomi tertentu atas tenaga kerja gratis dan sumber daya alam, sedangkan kolonialisme memanfaatkan hal tersebut,” jelasnya.
Oleh karena itu, Akram Al Deek menegaskan jika apa yang disebut dengan ‘pemukiman Israel’ sebenarnya adalah koloni pemukim.
“Apa yang secara keliru dikenal sebagai pendudukan Israel pada kenyataannya adalah kolonialisme pemukim, dimana penindasan diterapkan melalui genosida dan apartheid untuk menggusur warga Palestina dan menggantikan mereka dengan populasi lain,” terangnya. (*/Mey)