Parigi moutong, gemasulawesi – Kelulusan I Made Parianto menjadi salah satu komisioner KPU Parigi moutong kali ini mendapatkan sorotan dari salah satu tokoh pemekaran Kabupaten Parigi moutong, Arifin Lamalindu.
Menurutnya, KPU RI harus kembali mengevaluasi terkait kelulusan nama I Made Parianto.
“Ada yang janggal dalam proses seleksi kali ini, dan itu menurut saya telah mengkhianati cita-cita kami putra daerah saat memperjuangkan pemekaran Parigi moutong,” tegasnya.
Kata dia, Ruh dari perjuangan pemekaran intinya adalah memberikan peluang sebesar-besarnya bagi putra daerah untuk membangun daerah ini.
Dan proses seleksi yang dilakukan oleh KPU RI terkait pemilihan komisioner di Parigi moutong lucunya mengakomodir salah seorang mantan komisioner asal toli-toli.
“Timsel dan KPU RI bertanggung jawab secara penuh terkait persoalan ini, dan mereka harus menjelaskan alasan-alasan meluluskan I Made Koto Parianto. Dari sisi mana dia lebih baik daripada putra putri daerah Parigi moutong sehingga diluluskan?” ketusnya.
Selain itu kata Arifin, putra-putri daerah akan lebih paham terkait kondisi daerah Parigi moutong dibanding I Made Koto Parianto.
Sebagai salah satu tokoh pemekaran Kabupaten Parigi moutong, ia mengaku kaget dengan lulusnya I Made Koto Parianto dan merasa aneh orang tidak memiliki tempat tinggal serta keluarga di tempat tujuan pindah bisa diakomodir.
“Saya sempat mengikuti persoalan ini melalui pemberitaan saat pengumuman 10 besar, Pemerintah desa tempat tujuan pindahnya saja mengaku tidak mengenal dan sudah menjelaskan yang bersangkutan tidak memiliki keluarga dan kintal (tanah,red) saya pikir setelah diberitakan itu bisa jadi pertimbangan KPU RI. Eh, kaget saja tiba-tiba diluluskan 5 besar. Apakah kita dipandang enteng ya? Mereka pikir akan kita diamkan persoalan ini?” ungkapnya.
Ia menegaskan, akan mengkonsolidasikan persoalan ini ke sejumlah pihak, dan meminta KPU RI mengevaluasi terkait kelulusan I Made Koto Parianto.
“Kalau perlu lakukan investigasi secara penuh terkait kelulusan I Made Koto Parianto ini. Jangan bermain-main di daerah kami dengan praktek-praktek tidak benar,” pungkasnya. (Abdul Main)