Nasional, gemasulawesi – Dalam keterangannya di Jakarta hari ini, Minggu, tanggal 10 Desember 2023, BNPB menyatakan jika aktivitas vulkanik dari Gunung Merapi yang merupakan gunung tertinggi di Yogyakarta masih cukup tinggi.
BNPB menyebutkan jika kondisi Gunung Merapi yang seperti itu berpotensi menghasilkan guguran lava dan awan panas.
BNPB menambahkan jika guguran lava dan awan panas ini juga diprediksi terjadinya di sektor selatan dan barat daya serta tenggara dari Gunung Merapi.
Baca Juga: Mahfud MD Kritik OTT KPK, Pengamat Hukum Sebut Tugas Menkopolhukam Adalah Berikan Teguran Resmi
Jika berdasarkan data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), di hari Jumat kemarin, Gunung Merapi diketahui sempat mengeluarkan guguran awan panas yang terjadinya bersamaan dengan turunnya hujan.
Hal ini menyebabkan air hujan yang turun memiliki warna kecokelatan di daerah Kabupaten Magelang.
“Hujan tersebut terjadi di daerah Desa Krinjing dan Desa Paten,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPb, Abdul Muhari.
Menurut BPPTKG, hasil pengamatan Gunung Merapi yang dilakukan di tanggal 1 hingga 7 Desember 2023.
“Berdasarkan hasil pantauan, terjadi 6 kali guguran awan panas,” ujarnya.
Sedangkan untuk guguran lava Gunung Merapi terjadi sebanyak 192 kali dalam jangka waktu tersebut.
Baca Juga: Ralat Kritikannya terhadap OTT KPK, Mahfud MD Sebut dalam Hal Konteks Penetapan Tersangka
“Petugas kami di Pos Kaliurang dan Babadan juga mendengar suara guguran yang terjadi 4 kali,” tambahnya.
Di hari Jumat kemarin, Gunung Merapi Yogyakarta diketahui memuntahkan awan panas di siang hari dengan arah angin saat erupsi terjadi ke arah utara.
BPPTKG memberikan himbauan untuk masyarakat di sekitar agar tidak melakukan aktivitas di daerah bahaya.
Baca Juga: Indonesia Tidak Mengusir Pengungsi Rohingya, Ini Hal yang Melandasinya
Tidak hanya di siang hari, Gunung Merapi juga memuntahkan awan panas beruntun hingga pukul 15.48 WIB dari pukul 14.49 WIB.
Laporan menyebutkan jika terjadi 7 kali awan panas dalam kurun waktu 1 jam tersebut.
Karena hujan abu yang terjadi akibat guguran awan panas tersebut, sebanyak 10 desa yang ada di Magelang terkena dampaknya.
Hujan abu yang terjadi juga rata-rata adalah hujan abu tipis yang disertai dengan air hujan. (*/Mey)