Nasional, gemasulawesi – Akhir-akhir ini, diketahui jika pengungsi Rohingya banyak yang semakin berdatangan ke Indonesia.
Selain dari Myanmar, pengungsi Rohingya juga dilaporkan melakukan perjalanan dari Bangladesh yang menjadi kamp pengungsian mereka yang lain.
Untuk menuju ke Indonesia, khususnya Aceh, pengungsi Rohingya harus membayar biaya yang jumlahnya lumayan.
Dan laporan menyebutkan jika tidak sedikit diantara mereka yang harus menjual barang berharga mereka untuk dapat meninggalkan Kamp Cox’s Bazar, Bangladesh.
Para agen perjalanan Bangladesh menawarkan harga yang bervariasi untuk para pengungsi Rohingya.
Disebutkan jika untuk per orangnya harga yang disediakan mulai dari 20.000 hingga 100.000 Taka Bangladesh yang jika dirupiahkan menjadi 2,8 juta rupiah hingga 14 juta rupiah.
Baca Juga: Dilaporkan untuk Dugaan Hoaks, Butet Kartaredjasa Sebut Belum Perlu Ungkapkan Opininya
Namun, laporan yang sama menyatakan jika ada juga agen perjalanan yang mematok harga untuk per keluarga.
Jika pengungsi Rohingya tidak memiliki uang, maka agen yang bersangkutan tidak akan mengizinkan mereka naik ke kapal kayu.
Rute perjalanan yang diizinkan oleh para agen perjalanan tersebut juga hanya 1, yaitu untuk ke Indonesia dengan titik pendaratan di Aceh.
Baca Juga: Lontarkan Kritikan Terkait OTT, KPK Nilai Pernyataan Mahfud MD Tidak Tepat di Situasi Sekarang
Alasan mereka memilih Aceh adalah karena menganggap masyarakat disana bakal menerima untuk tinggal.
Selain itu, tidak ada kapal untuk tujuan Malaysia.
Saat ditemui awak media, salah satu pengungsi Rohingya, Muhammad Idris, yang cukup mahir berbahasa Melayu mengatakan jika para pengungsi Rohingya yang telah mendarat di Aceh telah membayar uang perjalanan ke agen Bangladesh dengan jaminan kapal kayu yang juga telah dilengkapi dengan bahan makanan.
“Kalau tidak bayar, kami tidak bisa naik kapal,” akunya.
Idris menyebutkan jika alasan para pengungsi Rohingya lebih memilih Indonesia daripada Bangladesh dikarenakan situasi di kamp Bangladesh sangat memprihatinkan karena tingkat kriminalitas yang tinggi yang dilakukan orang-orang Bangladesh.
“Kami kerap dimintai uang oleh orang-orang Bangladesh yang jika tidak diberikan maka taruhannya nyawa,” ungkapnya.
Dia menambahkan sebagian dari pengungsi Rohingya memilih meninggalkan Bangladesh karena telah tidak tahan dengan kondisi disana. (*/Mey)