Sejarah Vaksinasi Massal di Indonesia

<p>Foto: dr. Reisa Broto Asmoro, jubir Satgas Covid-19 dan duta adaptasi kebiasaan baru menjadi moderator dalam diskusi mengenai tata laksana vaksinasi di Indonesia bersama dr. Jane Soepardi, MPH., Pakar Imunisasi di Jakarta, Senin, 23 November 2020.</p>
Foto: dr. Reisa Broto Asmoro, jubir Satgas Covid-19 dan duta adaptasi kebiasaan baru menjadi moderator dalam diskusi mengenai tata laksana vaksinasi di Indonesia bersama dr. Jane Soepardi, MPH., Pakar Imunisasi di Jakarta, Senin, 23 November 2020.

Berita nasional, gemasulawesi– Berdasar sejarah, vaksinasi massal bukanlah hal baru untuk masyarakat Indonesia. Sudah puluhan tahun Indonesia akrab dengan vaksin.

Sejarah vaksinasi massal di Indonesia secara resmi dimulai tahun 1956, ketika dilakukannya vaksinasi cacar.

Pemberian vaksin ini diakui sebagai salah satu upaya pencegahan yang cukup efektif dalam upaya memerangi satu wabah penyakit.

Upaya vaksinasi ini berlanjut pada tahun-tahun berikutnya, vaksinasi campak pada tahun 1963, BCG untuk penyakit TBC di tahun 1973, vaksinasi tetanus toksoid tahun 1974 dan imunisasi difteri, pertusis, tetanus (DPT) tahun 1976, dan vaksinasi polio yang dimulai tahun 1981.

Baca juga: Prof Sri: Vaksinasi Standar Kesejahteraan Sebuah Negara

Pada tahun 1991 dirilis kembali vaksinasi untuk polio, kemudian vaksinasi Hepatitis B tahun 1997, hingga kampanye pencegahan kanker serviks untuk anak perempuan, dan vaksin HPV pada tahun 2016.

Setahun setelahnya, pemerintah juga mengedarkan vaksin Rubella dan Haemophilus Influenza tipe B (HIV).

Selain pencegahan, vaksinasi yang dilakukan pemerintah merupakan upaya melindungi rakyatnya dari wabah penyakit yang mematikan.

Jika melihat kembali ke belakang, upaya perlindungan pemerintah dapat kita lihat dengan aksi Kementerian Kesehatan yang mengkampanyekan penanggulangan luar biasa untuk mencegah difteri pada anak selama 3 putaran yang dimulai sejak Desember 2017 hingga akhir tahun 2018.

Baca juga: Gugus Covid-19 Agendakan Rapid Test Massal di Kota Palu

“Di tahun 2018, Kemenkes menggelar Outbreak Responses Immunization atau ORI. Aksi ini merupakan salah satu upaya penanggulangan luar biasa difteri yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan masyarakat. Program ini menyasar bayi berusia 1 tahun sampai dengan anak berusia kurang dari 19 tahun,” ujar dr Reisa Broto Asmoro, Jubir Satgas covid 19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dalam dalam Dialog Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru bertema ‘Tata Laksana Vaksinasi di Indonesia’ yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), beberapa waktu lalu.

Selain melakukannya secara massal, Indonesia juga mengenal pemberian vaksin secara rutin, yang bisa diakses seluruh anak Indonesia di seluruh penjuru nusantara.

Pemberian vaksin ini lebih dikenal dengan istilah imunisasi di seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

Baca juga: Peran Media Bangun Masyarakat Sadar Vaksin

“Kalau imunisasi rutin diberikan pada anak di umur tertentu. Misalkan pemberian Hepatitis 0 yang baru diberikan kepada bayi baru lahir. Pada hal-hal tertentu kita bisa memberikan imunisasi secara bersamaan, massal, dikampanyekan, seperti yang akan diberikan pada covid 19 nanti,” terang dr Jane Supardi, Pakar Imunisasi dalam forum yang sama.

Sebagai tenaga kesehatan yang menjadi salah satu ujung tombak pengawalan kesehatan masyarakat, dia berharap sekali masyarakat sadar dan paham bahwa vaksin berperan aktif meningkatkan angka harapan hidup manusia.

“Dulu waktu vaksin belum ada, kematian karena difteri, campak, pneumonia banyak sekali. Kemudian begitu ada vaksin, beberapa penyakit itu mulai hilang, karena sudah ada vaksinnya,” ungkap dr Jane.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka di Kota Palu Mulai Pekan Depan

Di sisi lain, pemerintah juga diharapkan untuk berperan secara terus menerus dan konsisten untuk mengkampanyekan pentingnya imunisasi, utamanya pada anak sejak usia dini- karena banyak penyakit yang dapat dicegah lewat vaksin ini.

“Jadi masyarakat kita itu harus terus diberi pengetahuan, tentang penyakit-penyakit yang sudah bisa dicegah dengan imunisasi. Jangan nanti lupa, lalu berubah pikiran, tidak mau disuntik karena sakit, lalu menghindari suntikan. Itulah yang banyak terjadi sekarang, sehingga muncul lagi penyakit-penyakit lama, yang dulu sudah mulai hilang, muncul lagi seperti difteri,” ujar pakar imunisasi itu.

Kini ketika menghadapi wabah penyakit covid 19, pemerintah juga tengah mengupayakan vaksinnya.

Pemerintah memastikan vaksin covid 19 yang nantinya akan tersedia, sudah melalui tahapan uji pra klinik dan klinik yang memastikan keamanan, kehalalan dan keefektifannya.

Baca juga: Genjot PAD, Pemda Parimo Ambil Upaya Khusus Turunkan Pajak

(KPCPEN / Kominfo)

...

Artikel Terkait

wave

Atur Pola Makan, Cara Sembuh Penyintas Covid 19

Penyintas covid 19 Twindy Rarasati menceritakan caranya sembuh dari virus corona dengan mengatur pola makan.

Digitalisasi, Cara UMKM Bertahan di Masa Pandemi

Pelaku usaha melakukan berbagai upaya untuk bertahan pada masa pandemi covid 19 Salah satu yang bisa dilakukan adalah digitalisasi UMKM

Dunia Kesehatan Sambut Positif Vaksin Covid 19 di Indonesia

Perusahaan teknologi kesehatan yang merupakan bagian dari dunia kesehatan, menyambut positif kehadiran vaksin Covid 19 di Indonesia.

Ini Syarat Pencairan Bantuan Subsidi Upah

Program Bantuan Subsidi Upah (BSU) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Kementerian Keuangan memiliki beberapa syarat untuk mendapatkannya.

Peran Media Bangun Masyarakat Sadar Vaksin

Sebagai pilar keempat demokrasi, media juga dapat memainkan peran dalam memberikan edukasi tentang Covid 19 soal sadar vaksin

Berita Terkini

wave

Tim DVI Polri Selesaikan Identifikasi Korban Kecelakaan Helikopter BK117 D3 di Kalsel

Semua jenazah korban helikopter jatuh di Kalimantan Selatan berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polri dengan proses teliti.

Remaja 16 Tahun Diamankan Terkait Kematian Mahasiswi di Indekos Ciracas

Polisi amankan remaja FF (16) terkait dugaan penganiayaan mahasiswi IM (23) yang ditemukan tewas di indekos Ciracas.

Ledakan Misterius di Pondok Cabe Ilir, Tujuh Korban dan Delapan Rumah Rusak

Ledakan di Pondok Cabe Ilir, akibat tabung gas, menewaskan tujuh korban, rusak delapan rumah, penyelidikan forensik masih berlangsung.

Koperasi Didorong Kelola Tambang, Pemerintah Siapkan Regulasi dan Modal Awal

Pemerintah siapkan aturan baru beri koperasi hak kelola tambang hingga 2.500 hektare, dukung ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat.

Kasus Penyiksaan Anak di Kebayoran Lama: EF Terungkap Bukan Ayah Kandung, Dijerat Pasal Perlindungan Anak

Polri ungkap EF bukan ayah kandung AMK. Bersama SNK, ia ditetapkan tersangka penyiksaan anak dan terancam hukuman berat.


See All
; ;