Internasional, gemasulawesi – Sebanyak 2 warga Palestina tewas dan yang lainnya terluka akibat pemboman penjajah Israel yang menargetkan pekerja bantuan kemanusiaan di wilayah Dinas Intelijen yang terletak di barat laut Kota Gaza.
Sumber-sumber medis menyampaikan pemboman itu menyebabkan kematian dan cedera di kalangan pekerja bantuan serta rekan-rekan mereka.
“Sementara itu, serangan terus berlanjut di Jalur Gaza di mana mereka bahkan menargetkan upaya bantuan di tengah runtuhnya sistem kemanusiaan di Jalur Gaza,” kata mereka.
Raafat Hussein al-Arja yang merupakan seorang pekerja di pusat bantuan al-Tina di sebelah barat laut Rafah tewas akibat serangan langsung terhadap pusat yang diawasinya.
Peningkatan ini terjadi ketika jumlah korban tewas akibat agresi penjajah Israel di Jalur Gaza telah melampaui 209.000 orang sejak agresi dimulai sejak tanggal 7 Oktober 2023.
Mayoritas di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.
Di sisi lain, sejak hari Minggu dini hari, tanggal 3 Agustus 2025, setidaknya 70 warga Palestina meninggal, termasuk dengan 37 pencari bantuan serta puluhan warga Palestina lainnya terluka dalam agresi penjajah Israel yang sedang berlangsung di wilayah Jalur Gaza.
Menurut sumber-sumber medis dan saksi mata, pasukan penjajah Israel menargetkan kelompok-kelompok warga Palestina ketika menunggu untuk menerima bantuan makanan.
Baca Juga:
Presiden Finlandia Siap Akui Palestina, Tunggu Usulan Resmi Pemerintah
Ini menyebabkan 37 orang terbunuh di berbagai daerah, termasuk dengan sedikitnya 7 orang di daerah selatan dekat dengan Khan Younis, tempat tembakan langsung dilepaskan di dekat koridor Morag yang dikuasai oleh penjajah Israel.
Sumber mengatakan jumlah korban diperkirakan meningkat karena adanya luka kritis di tengah hampir runtuhnya sistem kesehatan dan pengepungan.
Ini menyebabkan pasokan medis terhambat.
Jumlah korban tewas di Jalur Gaza telah mencapai 60.389 orang dan jumlah ini masih belum lengkap karena masih banyak korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan. (*/Mey)