Internasional, gemasulawesi – Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan jika WHO dan sejumlah mitranya melakukan kunjungan ke Khan Younis, yang terletak di Jalur Gaza bagian selatan untuk meninjau fasilitas kesehatan yang ada disana.
Dalam unggahannya di media sosial X hari ini, 12 April 2024, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebutkan jika tidak ada bangunan atau jalan yang utuh di Khan Younis.
“Yang ada di Khan Younis hanya puing-puing bangunan dan tanah,” katanya.
Tedros Adhanom Ghebreyesus menggambarkan jika kehancuran Khan Younis sebagai sesuatu yang tidak proporsional dengan apapun yang dapat dibayangkan.
Menurut Tedros Adhanom Ghebreyesus, memaparkan jika pertempuran yang terjadi di sekitar gudang WHO juga telah menyebabkan gudang tersebut hancur.
Selain itu, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan jika permusuhan yang terjadi juga telah mengakibatkan Nasser Medical Complex, RS Al-Amal dan RS Al-Khair tidak berfungsi.
Dalam unggahannya tersebut, Ghebreyesus menerangkan jika ketiga fasilitas medis tersebut tidak mempunyai oksigen, air, listrik dan juga sistem pembuangan limbah.
“Tim kami telah melihat gudang Nasser Medical Complex terbakar dan rusak parah,” ujarnya.
Diketahui jika Nasser Medical Complex adalah pemasok terbesar untuk banyak rumah sakit yang berada di wilayah selatan Jalur Gaza.
Tedros Adhanom Ghebreyesus membeberkan jika diperkirakan kebakaran telah menghancurkan mayoritas persediaan, yang termasuk di dalamnya sejumlah besar obat-obatan penting, serta pasokan medis dan trauma yang disediakan oleh WHO dan mitra-mitranya.
“Hingga saat ini, Nasser Medical Complex adalah tulang punggung sistem kesehatan untuk wilayah Jalur Gaza selatan, sedangkan RS Al-Amal merupakan salah satu dari sedikit rumah sekit yang menawarkan layanan kepada ibu dan juga anak,” ucapnya.
Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan jika sekarang, semua rumah sakit tersebut sebagian besar hanya berupa puing-puing.
Lebih lanjut, Dirjen WHO tersebut mengungkapkan jika aset dan juga peralatan rumah sakit telah hancur.
“Perangkat medis khusus, CT scan, generator dan panel surya perlu dinilai untuk menentukan apakah perangkat-perangkat tersebut masih dapat berfungsi, setelah suku cadang dan juga layanan teknik tersedia,” paparnya.
Dia menekankan jika sistem kesehatan di Jalur Gaza yang dulunya kuat kini telah rusak. (*/Mey)