Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, terdapat kabar yang menyebutkan jika pemerintah penjajah Israel menggunakan perang yang hingga kini masih berlangsung di Jalur Gaza sebagai gangguan untuk mereka membangun lebih banyak pemukiman di Tepi Barat.
Laporan yang sama menyatakan jika pemukiman tersebut juga dibangun di Yerusalem Timur.
Diketahui jika pemukiman ilegal menurut hukum internasional dan menurut LSM penjajah Israel yang memantau aktivitas pemukiman ilegal, Ir Amim, ada sekitar 17 rencana pemukiman yang telah diajukan sejak tanggal 7 Oktober 2023 atau sejak hari pertama perang.
“Itu berarti sekitar 8.000 unit rumah,” kata mereka.
Mereka menerangkan jika itu seringkali merupakan prosedur yang sangat birokratis dan juga melibatkan komite perencanaan lokal.
“Juga melibatkan tinjauan perencanaan, proses tender, otoritas perumahan kota dan yang lainnya,” ujar mereka.
Ir Amim memaparkan jika pemerintah penjajah Israel merasa bahwa penyelesaian ini memiliki manfaat secara politik, maka mereka dapat mempercepat penyelesaiannya.
“Namun, ini adalah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak perang pecah di tanggal 7 Oktober 2023 lalu,” ungkap mereka.
Di sisi lain, Hamas mengatakan jika setiap serangan darat yang dilakukan penjajah Israel di Rafah akan ‘meledakkan’ perundingan pertukaran tawanan yang sedang dilakukan.
Diketahui meskipun terdapat kekhawatiran dari komunitas internasional mengenai potensi pembantaian di Rafah yang menjadi kota paling selatan Jalur Gaza, penjajah Israel menegaskan pasukannya bertekad untuk menyerang kota yang kini dihuni oleh sekitar 1,4 juta orang.
Menurut laporan, Rafah kini menjadi kota terpadat di Jalur Gaza mengingat warga Palestina memutuskan mengungsi kesana akibat agresi yang dilakukan penjajah Israel
Penjajah Israel juga sebelumnya memerintahkan perintah evakuasi ke Rafah yang mereka sebut dengan zona aman.
Sementara itu, para pemimpin global menyebutkan jika rencana serangan darat penjajah Israel akan menyebabkan bencana kemanusiaan karena kini rakyat Palestina tidak memiliki tujuan dikarenakan perang.
Perang Palestina juga menyebabkan lebih dari 28.000 orang meninggal. (*/Mey)