Internasional, gemasulawesi – Baru-baru ini, pemadaman listrik total yang terjadi di RS Al Aqsa yang terletak di Gaza tengah, telah membuat banyak nyawa pasien yang paling rentan dalam bahaya.
Hal ini dikarenakan bahan bakar yang tersisa telah habis untuk menghidupkan kembali pembangkit listrik yang ada di RS Al Aqsa.
Salah satu dokter di RS Al Aqsa yang tidak disebutkan namanya mengatakan mereka mencoba bekerja dengan apa yang mereka punya.
‘Tapi kami harus berhenti bekerja sepenuhnya, karena kami kini tidak lagi memiliki listrik,” katanya.
Dia juga mengungkapkan keprihatinannya karena pemadaman listrik total membuat para tenaga medis tidak dapat merawat pasien.
Laporan menyebutkan jika yang paling beresiko karena hal ini adalah para bayi prematur dan bayi yang baru lahir.
Baca Juga:
Perang Palestina Tambah Kesengsaraan, Pakar Nyatakan 2023 Tahun yang Mengerikan untuk Barat
Selain itu, kelompok rentan lainnya adalah pasien yang sedang dirawat di unit perawatan intensif.
“Mereka semua berada dalam resiko kematian yang ekstrim,” bunyi pernyataan Kantor Media Pemerintah Gaza.
Terdapat juga rekaman yang beredar yang menunjukkan staf medis di ruangan yang gelap mencoba untuk bekerja dengan senter.
Baca Juga:
Tentang Jalur Gaza, ICJ dan Penjajah Israel, Pakar Nyatakan Agresi Adalah Kudeta Soft Power
Dr Warda Al-Awawdeh, salah satu dokter yang bekerja di RS Al Aqsa, menyampaikan ke awak media yang menemuinya jika mereka menggunakan lampu ponsel untuk menjaga kondisi anak-anak yang dirawat di perawatan intensif.
“Perangkat tersebut bekerja dengan daya sekunder dan jika berhenti, maka anak-anak akan kehilangan nyawanya,” jelasnya.
Dokter lainnya menuturkan jika yang bisa mereka lakukan sekarang hanyalah memberikan perawatan primer.
“Ini sejujurnya sangat berat bagi kami sebagai staf medis,” akunya.
Kembali salah satu dokter lain yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan banyak bayi yang dirawat di RS Al Aqsa yang menderita malnutrisi dan berat badan mereka kurang.
“Bayi-bayi itu mudah sakit dan bahkan meninggal,” terangnya.
Dia melanjutkan jika RS Al Aqsa memiliki 2 bayi di inkubator dan 10 orang bayi lainnya yang dirawat di ruangan yang lain.
RS Al Aqsa diketahui sebagai salah satu fasilitas medis yang masih berfungsi di daerah yang terkepung militer Israel. (*/Mey)