Internasional, gemasulawesi – Baru-baru ini, Oxfam yang merupakan sebuah badan amal yang berbasis di Inggris, mengungkapkan dalam suatu kesempatan jika pembunuhan warga sipil di Gaza berada dalam skala yang belum pernah ada sebelumnya dalam sejarah.
Oxfam mengatakan bahwa jumlah korban tewas harian warga Palestina dalam perang yang masih berlanjut hingga sekarang melebihi jumlah korban konflik besar lainnya di abad 21.
Oxfam juga menyebutkan bahwa sementara itu, mereka yang selamat harus tetap menghadapi resiko tinggi akibat kelaparan, penyakit dan juga kedinginan mengingat saat ini wilayah Palestina sedang berada di musim dingin.
Baca Juga:
Ajukan Kasus Genosida ke ICJ, Pakar Sebut Afrika Selatan Adili Kemunafikan Penjajah Israel dan Barat
Dalam sebuah pernyataan, Oxfam menuturkan militer Israel membunuh warga Palestina dengan rata-rata 250 orang per harinya.
Oxfam juga memberikan perbandingannya terkait daftar rata-rata kematian per hari dalam konflik lainnya, yakni 96,5 di Suriah, 43,9 di Ukraina, 15,8 di Yaman, 23,8 di Afghanistan dan 50,8 di Irak.
“Krisis kemanusiaan ini semakin diperparah dengan pembatasan yang dilakukan Israel terhadap masuknya bantuan kemanusiaan di Gaza,” katanya.
Diketahui jika hanya sekitar 10% dari bantuan pangan mingguan yang diperlukan oleh masyarakat Gaza dapat masuk ke wilayah tersebut.
“Hal ini jelas menimbulkan resiko kelaparan yang serius bagi para korban selamat dari serangan yang tidak kunjung berhenti hingga sekarang,” ujarnya.
Human Rights Watch yang adalah kelompok hak asasi manusia juga mengungkapkan bahwa warga sipil di Jalur Gaza telah menjadi sasaran militer Israel, diserang, mengalami penganiayaan dan dibunuh selama setahun terakhir dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Direktur Israel dan Palestina di Human Rights Watch, Omar Shakir, menuturkan kejahatan keji yang dilakukan Israel adalah warisan yang menjijikkan dari impunitas selama puluhan tahun.
Dia juga mempertanyakan berapa banyak lagi masyarakat sipil Palestina yang harus merasakan penderitaan yang semakin berat atau terbunuh akibat kejahatan perang sebelum semua ini berhenti.
Diketahui jika lebih dari 23 ribu rakyat Palestina tewas dan jutaan lainnya harus mengungsi mencari tempat yang aman dari perang. (*/Mey)