Internasional, gemasulawesi – Di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang menjadi 2 wilayah di Palestina, kekerasan yang terus dilakukan oleh Israel seakan tidak ada habisnya.
Di tanggal 1 Januari 2024 lalu, ketika seluruh dunia merayakan tahun baru, Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina mengumumkan terbunuhnya seorang tahanan Palestina yang masih berusia 23 tahun bernama Abdul Rahman Al-Bahsh yang selama ini ditahan di Penjara Magiddo.
Dilaporkan jika jenazah Abdul Rahman Al-Bahsh ditawan bersama dengan jenazah 17 tahanan Palestina lainnya dengan yang tertua di antara mereka adalah Anis Douleh.
Anis Douleh sendiri jenazahnya ditahan sejak tahun 1980 lalu.
Kematian Al-Bahsh disebutkan bukan yang pertama dimana sejak dimulainya perang di tanggal 7 Oktober 2023 lalu, setidaknya sekitar 7 orang warga Palestina dilaporkan telah terbunuh di dalam penjara Israel.
Pembunuhan para tahanan Palestina disebutkan merupakan bagian dari sejarah panjang kekerasan Israel yang mana warga Palestina secara sistematis telah disiksa, dilanggar dan tidak diberikan perawatan medis.
Mereka juga dieksekusi dan mayat mereka ditawan di pemakaman Israel dan lemari es kamar mayat.
Salah satu Asisten Profesor di Universitas Birzeit Palestina, Basil Farraj, menyatakan meskipun mengetahui dan mendapatkan laporan tentang perlakuan brutal terhadap tahanan Palestina terus berlanjut, organisasi-organisasi internasional masih tetap diam dan hanya mengarahkan kekhawatiran mereka pada tawanan Israel.
“Untuk urutan teratas dalam daftar ini adalah Komite Palang Merah Internasional (ICRC) yang merupakan badan yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tahanan diperlakukan sesuai dengan hukum dan standar internasional,” katanya.
Baca Juga:
Kehilangan Banyak Hal Karena Perang, Kepala UNRWA Sebut Saat ini Gaza sedang Berduka
Bassil Farraj menegaskan absennya peran organisasi-organisasi internasional yang termasuk ICRC di dalamnya, dalam menangani dan menyerukan kekerasan terhadap penjara di Israel adalah contoh lain dimana organisasi-organisasi ini gagal melaksanakan tugas mereka yang seharusnya.
“Mungkin sikap diam mereka yang terus berlanjut ini bahkan dapat membuka jalan untuk kekerasan Israel lebih lanjut,” ucapnya.
Sementara itu, keluarga tahanan Palestina terus mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai kondisi para tahanan yang telah lama mendambakan kebebasan yang telah lama dinantikan. (*/Mey)