Tutupi Kesalahan, Organisasi HAM Ungkap Sistem Hukum Penjajah Israel Memungkinkan Tentara Tidak Bertanggung Jawab

Ket. Foto: Organisasi HAM Menyatakan Sistem Hukum Israel Memungkinkan Tentara Mereka untuk Tidak Bertanggung Jawab (Foto/X/@UNRWA)
Ket. Foto: Organisasi HAM Menyatakan Sistem Hukum Israel Memungkinkan Tentara Mereka untuk Tidak Bertanggung Jawab (Foto/X/@UNRWA) Source: (Foto/X/@UNRWA)

Internasional, gemasulawesi – Sebelum pecahnya perang di bulan Oktober 2023 lalu, seorang tentara Israel diketahui pernah menembak mati seorang balita Palestina dan tidak menghadapi hukuman indisipliner.

Di tahun 2022, tentara Israel yang terlibat dalam kematian warga Palestina juga tidak akan menghadapi tuntutan pidana.

Salah satu organisasi hak asasi manusia, Yesh Din, menyatakan jika hasil penyelidikan yang dilakukan setara dengan hal tersebut karena impunitas merupakan norma dalam sistem penegakan hukum militer Israel.

Baca Juga: Belum Berhenti, Ahli Sebut Pengkhianatan terhadap Perjanjian Oslo Masih Hantui Rakyat Palestina 30 Tahun Kemudian

Yesh Din yang mengumpulkan data dari tahun 2017 hingga tahun 2021 menemukan dakwaan untuk seorang tentara yang melukai warga Palestina hanya 1% untuk pengaduannya.

Dan hanya sekitar 4,4% kasus yang dibuka yang menghasilkan dakwaan.

Dan Owen yang menjadi salah satu peneliti di Yesh Din mengungkapkan jika sistem penegakan hukum militer Israel berulang kali membuktikan bahwa perannya adalah untuk sebagai kedok untuk menyembunyikan kejahatan mereka.

Baca Juga: Dari Amerika hingga Palestina, Perlawanan Masyarakat Adat terhadap Kolonialisme Pemukim Transnasional

Yesh Din mengakui mereka telah lama membuktikan jika sistem hukum yang dimiliki Israel berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menutupi kesalahan yang memungkinkan untuk para tentara Israel untuk menghindari tanggung jawab.

Dikatakan jika pada akhirnya sebagian besar penyelidikan ditutup karena tidak adanya rasa bersalah atau tidak adanya bukti.

“Melakukan investigasi bahkan jika salah memungkinkan untuk Israel untuk kemudian menyatakan kepada dunia jika mereka benar-benar melakukan sesuatu untuk mengatasinya,” katanya.

Baca Juga: Dilaporkan Kencingi Tahanan, Ini Alasan Kenapa Penghinaan Memiliki Peran dalam Perang Palestina

Laporan menyebutkan banyak dari rakyat Palestina yang tidak mengajukan pengaduan karena kurangnya akuntabilitas, selain juga karena takut akan pembalasan yang dapat dilakukan Israel.

Diketahui jika warga Palestina yang mendapatkan kekerasan tidak dapat langsung mengajukan pengaduan kepada Unit Investigasi Polisi Militer, sehingga organisasi HAM atau pengacara yang harus mengajukan pengaduan.

Para korban kekerasan Israel dapat mengajukannya ke Kantor Koordinasi dan Penghubung Distrik di Tepi Barat, namun, kenyataannya seringkali jika pengaduan ini tertunda secara siginifikan ketika pada akhirnya diserahkan ke otoritas investigasi.

Baca Juga: Banyak Penderitaan, Ahli Sebut Rencana Penjajah Israel di Jalur Gaza Masih Dapat Digagalkan

Para ahli HAM kemudian menyarankan warga Palestina untuk beralih ke pengadilan internasional.

Namun, secara internasional, warga Palestina merasa diremehkan. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Banyak Air Mata yang Tumpah, Reaksi Tentara Penjajah Israel terhadap Operasi Hamas Telah Lalui 4 Fase Berbeda

Salah satu laporan menyatakan bahwa reaksi tentara Israel terhadap operasi Hamas di awal Oktober telah melalui 4 fase yang berbeda.

Israel Katakan Perang Gaza Seperti PD II, Ahli Sebut Hal Ini Membenarkan Kebrutalan

Para ahli menyatakan perkataan Israel tentang perang Gaza seperti Perang Dunia II membenarkan kebrutalan terhadap rakyat Palestina.

Korban Terus Berjatuhan, Kemenlu Palestina Tuduh Penjajah Israel Eksploitasi Perang untuk Rebut Kendali Masjid Al Aqsa

Baru-baru ini, Kementerian Luar Negeri Palestina menuduh Israel ingin menguasai Masjid Al-Aqsa dengan mengeksploitasi perang.

Puncak Natal Jatuh di 25 Desember, Tradisi Kristen di Betlehem Diwujudkan dalam Tanggal Perayaan yang Berbeda

Diketahui jika tradisi Kristen di Betlehem diwujudkan di dalam tanggal perayaan yang berbeda, meskipun puncaknya di tanggal 25 Desember.

Berita Terkini

wave

Pemulangan Jenazah Staf KBRI Lima Zetro Leonardo Purba dan Peninjauan Perlindungan Diplomat RI

Jenazah Zetro Leonardo Purba akan dipulangkan ke Indonesia, sementara Kemlu evaluasi perlindungan diplomat di luar negeri.

Perum Bulog Percepat Penyaluran Beras SPHP untuk Stabilkan Harga dan Ketersediaan Pangan

Bulog menyalurkan beras SPHP secara masif, menjaga harga tetap stabil, dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Pemkab Bantul Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Setelah Temuan Ulat dan Jangkrik

Pemkab Bantul melakukan evaluasi dan koordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan MBG bagi siswa.

Lapas Kediri Cabut Hak Narapidana Pelaku Asusila, Korban Dipaksa Telan Benda Asing

Lapas Kediri menindak tegas napi pelaku asusila dengan mencabut haknya, korban dipaksa menelan benda asing, kasus dilaporkan.

Kopdeskel Merah Putih Jadi Kompensasi Pemotongan TKD, Pemerintah Siapkan Skema Rp16 Triliun

Pemerintah luncurkan Kopdeskel Merah Putih sebagai kompensasi pemotongan TKD, didukung dana SAL Rp16 triliun melalui bank Himbara.


See All
; ;