Internasional, gemasulawesi - Muhammad R. Mhawish merupakan seorang jurnalis Palestina yang lahir dan besar di Gaza.
Muhammad R. Mhawish mengungkapkan jika dia memiliki mimpi untuk bepergian ke luar negeri untuk memperkuat perjuangan dan suara rakyatnya secara internasional.
Di sisi lain, Muhammad R. Mhawish mengakui jika dunia luar bukanlah yang dia harapkan, karena aspirasinya akhirnya berubah menjadi kekecewaan.
Baca Juga: Masih Agresi, Petani Palestina Akui Merasa Seperti Pencuri di Tanah Mereka Sendiri
“Di tempat dimana mimpi seringkali terlihat seperti fantasi yang tidak mungkin dicapai oleh kami, saya bermimpi dengan ambisius,” katanya.
Mhawish menyampaikan jika meninggalkan Jalur Gaza adalah misi yang sangat kompleks dan juga intens.
“Untuk rakyat Palestina di Gaza, izin perjalanan yang seringkali merupakan proses yang panjang adalah lebih dari sekedar kertas,” ucapnya.
Dia menambahkan jika izin tersebut lebih dari sekedar peluang dimana setiap persetujuan seperti secercah harapan yang langka dalam kehidupan sehari-hari.
“Ini adalah jalur kehidupan kita menuju dunia luar,” ujarnya.
Muhammad R. Mhawish mengungkapkan jika sepanjang hidupnya, Gaza tidak pernah mengenal kedamaian dan keamanan.
“Saya lahir di tengah ancaman ketakutan dan teror yang terus-menerus dan selama lebih dari 2 dekade ini, saya telah menjadi saksi kehidupan dimana perang telah terjadi lebih dari 5 kali,” tuturnya.
Mhawish menekankan dengan dirinya tumbuh di Gaza, membuatnya percaya bahwa di balik berita, manuver politik dan agresi militer, terdapat jaringan perjuangan yang melampaui luka fisik dan rumah yang hancur.
“Bagi seluruh penduduk di Gaza, hal biasa telah menjadi luar biasa dan hal luar biasa telah menjadi kejadian sehari-hari,” ungkapnya.
Muhammad R. Mhawish menyatakan jika Gaza adalah perwujudan modern dari tragedi abadi yang telah berlangsung selama 16 tahun.
“Dengan mengalami hampir terputus dari semua sumber daya yang penting, seperti kekurangan air bersih dan listrik,” jelasnya.
Dia memaparkan jika sekarang dirinya benar-benar percaya bahwa sangatlah penting untuk memanfaatkan sebanyak mungkin ruang yang ada di dunia dan media untuk memberikan dunia kesaksian dan juga bukti.
“Apapun keterbatasannya, rakyat Palestina akan terus bermimpi dan terus membuat dunia mendengarkan,” tegasnya. (*/Mey)