Internasional, gemasulawesi - Setelah gencatan senjata selesai hanya dalam waktu sepekan, Israel melakukan bombardir mereka ke Jalur Gaza dengan alasan untuk menghancurkan Hamas.
Di sisi lain, Mesir sebelumnya menyatakan jika mereka takut jika tujuan Israel bukanlah membasmi Hamas seperti yang sebelumnya mereka katakan, namun, untuk membuat Jalur Gaza menjadi tidak dapat dihuni sehingga rakyat Palestina akhirnya meninggalkan rumah dan pergi untuk selamanya.
Dikatakan jika hal itu terjadi, maka Nakba kedua sedang terjadi seperti dahulu di Palestina.
Baca Juga: Dibombardir, Ini tentang Shuja’iyya yang Disebut Bukan Hanya Sekedar Lingkungan Tetapi Juga Warisan
Setelah memutuskan hubungan antara Gaza dan Tepi Barat di masa lalu, selama bertahun-tahun setelahnya Israel membagi Tepi Barat menjadi beberapa wilayah yang lebih kecil dan tidak terhubung satu sama lain.
Beberapa pendapat menyebutkan jika hal ini dilakukan Israel untuk mempermudah terus melakukan pencurian wilayah Palestina tanpa mendapatkan hukuman yang semestinya.
Salah satu fakta yang kurang mendapatkan sorotan dari publik adalah sementara semua mata tertuju pada perang yang terjadi di tanggal 7 Oktober 2023, Israel dilaporkan telah mempercepat perluasan proyek pemukiman ilegal mereka di Tepi Barat.
Baca Juga: Perang Belum Berakhir, Penjajah Israel Disebut Lakukan Pembantaian Terbesar Sejak Nakba
Selain itu, Israel juga telah mulai secara terbuka mempersenjatai para pemukim Israel fanatik.
Salah satu profesor Studi Konflik dan Kemanusiaan di Universitas Hamad Bin Khalifa di Qatar, Sultan Barakat, menyebutkan jika Benjamin Netanyahu berhasil, apa yang terjadi di Tepi Barat juga akan terjadi di Jalur Gaza.
“Mulanya, Israel akan memecah Jalur Gaza menjadi 3 atau lebih entitas yang lebih kecil dengan apa yang mereka sebut dengan zona penyangga yang dikontrol oleh Israel,” katanya.
Baca Juga: Pemboman Tanpa Henti, Perang Palestina Munculkan Istilah Baru Wounded Child No Surviving Family
Barakat menambahkan setelahnya para pemukim akan berdatangan dan mulai mengklaim lebih banyak wilayah Palestina.
“Hal ini akan menyebabkan rakyat Palestina terpecah belah dan juga mereka akan terjebak di wilayah-wilayah kecil yang terkurung tanpa adanya harapan akan mereka melanjutkan masa depan mereka,” jelasnya.
Dia mengungkapkan jika beberapa orang seperti dirinya hanya dapat berharap jika dunia tidak akan terus menjadi penonton pasif dan pada akhirnya akan tergerak untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghentikan tindakan Israel. (*/Mey)