Internasional, gemasulawesi – Sejak tanggal 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan agresinya ke Palestina dan menyisakan banyak kisah pilu untuk rakyat Palestina.
Sejak kegagalan perpanjangan gencatan senjata di pekan lalu antara Hamas dengan Israel, jet-jet tempur Israel telah kembali beterbangan memenuhi langit Palestina.
Salah satu jurnalis, Tareq Abu Azzoum, melaporkan jika suara ledakan dan tembakan terdengar di berbagai arah di Palestina, terutama di barat laut kota Gaza.
Azzoum menyatakan jika insiden ini bertepatan dengan drone dan pesawat tempur milik Israel yang hilir mudik di langit Jalur Gaza.
Selain itu, operasi darat Israel dengan menggunakan tank juga dilaporkan menembaki sekitar wilayah kamp-kamp pengungsi Bureij dan Nuseirat.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023, berarti telah hampir 2 bulan perang antara Hamas dengan Israel ini berlangsung.
Berikut ini adalah deretan kekejaman atau kejahatan yang dilakukan Israel kepada Palestina sejak tanggal 7 Oktober 2023.
Yang pertama adalah Israel membombardir rumah sakit yang ada di sekitaran Gaza dengan alasan mencari Hamas.
Aksi mereka ini diketahui mendapatkan kecaman dari masyarakat internasional karena rumah sakit dilindungi oleh hukum internasional jika terjadi peperangan.
Penyerangan Israel yang pertama kali ke RS Al Shifa yang merupakan rumah sakit yang paling besar di Gaza juga merembet ke rumah sakit yang lainnya.
Yang kedua adalah lebih dari 15 ribu warga Palestina tewas.
Menurut pihak berwenang Gaza, 15.899 rakyat Palestina telah meninggal di wilayah tersebut.
Laporan menyebutkan jika sekitar 70% dari korban jiwa itu adalah perempuan dan anak-anak.
Yang ketiga, yakni Israel menembak mati anak yang berusia 9 tahun.
Sebelumnya, Israel berjanji jika mereka hanya akan memerangi Hamas dan bukan masyarakat sipil.
Namun, janji itu tampaknya tidak ditepati.
Dua anak Palestina, yang salah satunya masih berusia 9 tahun ditembak mati oleh militer Israel di kota Jenin, Tepi Barat, pada tanggal 29 November 2023.
Yang keempat adalah membuat bayi-bayi prematur meninggal dunia.
Saat RS Al Shifa diperintahkan dikosongkan, banyak bayi prematur yang terpaksa ditinggalkan.
Setelah gencatan senjata selesai, sekitar 5 bayi prematur ditemukan meninggal dunia karena kekurangan air, listrik dan juga oksigen. (*/Mey)