Makassar, gemasulawesi – UPT atau Unit Pengelola Teknis Lapas Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan, terus memperkuat nilai-nilai spiritual untuk tahanan maupun WBP atau Warga Binaan Pemasyarakatan dengan melaksanakan sejumlah kegiatan keagamaan selama bulan Ramadhan tahun 2025.
Kepala Kantor Kanwil Ditjenpas Provinsi Sulawesi Selatan, Rudy Fernando Sianturi, mengatakan pembinaan spiritual untuk akhlak mereka pihaknya lakukan.
“Kita menjalin silaturahmi dengan mereka, buka puasa bersama, dan olahraga bersama,” katanya.
Dia menambahkan tujuan pihaknya membina dan memulihkan mereka agar tidak mengulangi perbuatan yang sama.
Menurutnya, sejumlah program yang dilaksanakan oleh Lapas Makassar selama bulan Ramadhan sangat membantu warga binaan dalam memperkuat keimanan dan semangat spiritual mereka.
“Kami di Kanwil memberikan pembinaan ke satker atau satuan kerja untuk memastikan lapas, rutann, memberikan hak beribadah kepada mereka sehingga petugas betul-betul mengayomi mereka, ibadah bersama, berbuka bersama dengan menu yang juga sama,” ujarnya.
Dia menambahkan tidak ada yang dibeda-bedakan.
Dikutip dari Antara, dia menyebutkan oleh sebab itu, budaya seperti ini harus dijaga dengan baik, bukan hanya pada bulan Ramadhan tetapi di hari-hari lainnya.
Mereka-mereka ini dimanusiakan, diberikan fasilitas ibadah, ruang olahraga hingga keterampilan bahkan dianggap sebagai keluarga.
Sutarno, Kepala Lapas Kelas I Makassar, mengungkapkan saat ini, penghuni Lapas Makassar sekitar 1.300-an orang, baik tahanan maupun warga binaan atau telah divonis.
Dengan jumlah tersebut, kapasitas ruangan telah melebihi batas.
Menurutnya, buka puasa yang dilaksanakan bersama-sama dengan petugas maupun pejabat lapas adalah momentum yang sangat baik.
Baca Juga:
KPU Gorontalo Utara Mulai Menerima Masukan dan Tanggapan Masyarakat Terkait Paslon dalam PSU
Ini berarti di situlah berbagai kebahagiaan, kebersamaan, dan yang paling utama menciptakan situasi yang harmonis antara pegawai lapas dan warga binaan.
“Sehingga apa yang kita cita-citakan, jika tahanan dan warga binaan di sini dilakukan pembinaan dan kembali ke masyarakat, mereka telah memiliki keterampilan dan keahlian. Ini telah kita buktikan, banyak yang keluar dari sini, mereka sukses berwirausaha salah satunya penjahit dan usaha lain,” pungkasnya. (Antara)