Parigi Moutong, gemasulawesi – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, melakukan Program Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik, serta menerapkan teknologi Transfer Embrio untuk meningkatkan kualitas ternak di Parigi Moutong.
Program ini difokuskan untuk meningkatkan kualitas ternak dan berhasil menarik perhatian peternak lokal.
Hal itu di ungkapkan, I Wayan Gede Purna, S.Pt., MSi selaku Kabid Pembibitan dan Produksi, di ruang kerjanya, Parigi, 31 Januari 2024.
Purna menjelaskan, bahwa program kawin suntik telah dilakukan sejak tahun 2019, namun pengenalan teknologi ini kepada masyarakat dimulai sejak tahun 2015.
“Pada awalnya, sosialisasi teknologi ini sulit dilakukan kepada masyarakat, namun dengan memberikan obat gratis kepada sapi yang akan disuntik, minat masyarakat mulai tumbuh," ungkapnya.
Purna menambahkan, dampak positif dari program ini terasa pada tahun 2019, di mana kesadaran masyarakat terhadap teknologi IB meningkat secara signifikan.
"Hal ini tercermin dari perbedaan harga antara sapi hasil kawin alam dan kawin suntik, Sapi hasil kawin alam dijual seharga 5 juta rupiah, namun dengan IB, harganya melonjak menjadi di atas 10 juta rupiah," terangnya.
Selain itu, Parigi Moutong juga telah menerapkan teknologi Transfer Embrio untuk menghasilkan sapi murni.
Baca Juga:
Jadi Ajang Promosi Daerah, Festival Teluk Tomini Masuk ke Pelaksanaan Kharisma Event Nusantara 2024
Purna menuturkan, teknologi ini bertujuan untuk menghasilkan sapi tanpa persilangan, dan hasilnya telah terlihat dengan lahirnya empat ekor sapi murni di Parigi Moutong.
"Bahkan, satu ekor sapi murni berumur 8 bulan berhasil terjual seharga 18 juta rupiah, menunjukkan pertumbuhan yang cepat disebabkan oleh tingkat keasliannya," tandasnya.
Purna menambahkan, dengan program IB dan penggunaan teknologi Transfer Embrio, Parigi Moutong telah menunjukkan komitmen dalam meningkatkan kualitas ternak lokal, serta membuka peluang baru bagi para peternak untuk meningkatkan pendapatan mereka. (Muhammad Rifai)