Internasional, gemasulawesi – Kelompok penelitian Arsitektur Forensik menyatakan mereka telah mengidentifikasi setidaknya 80 serangan terpisah oleh pasukan penjajah Israel terhadap atau yang menargetkan truk bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza sejak bulan Januari tahun 2024.
Kelompok penelitian Arsitektur Forensik mengatakan serangan itu mencakup setidaknya 37 serangan terhadap warga sipil yang mencari bantuan, yang semuanya berada di dekat pos pemeriksaan yang dikuasai oleh penjajah Israel di Jalan Salah al-Din dan Jalan al-Rashid yang berada di Jalur Gaza utara.
Dalam keterangannya kemarin, 15 Mei 2024, kelompok penelitian Arsitektur Forensik, menegaskan jika frekuensi dan luasnya serangan-serangan ini menunjukkan bahwa penjajah Israel secara sistematis menargetkan bantuan.
Sementara itu, Afrika Selatan akan meminta pengadilan tinggi PBB untuk memerintahkan penghentian serangan Rafah yang dilakukan pasukan penjajah Israel sebagai bagian dari kasusnya di Den Haag, yang menuduh penjajah Israel melakukan genosida di Jalur Gaza.
Diketahui jika sidang di ICJ dilakukan setelah Afrika Selatan pada pekan lalu meminta tindakan darurat tambahan untuk melindungi Rafah.
Pada hari ini, 16 Mei 2024, waktu setempat, Afrika Selatan akan menyampaikan sejumlah langkah darurat terbaru untuk mencari intervensi.
Sidang akan dimulai pada pukul 13.00 GMT.
Sementara itu, penjajah Israel akan memberikan tanggapannya pada hari Jumat, 17 Mei 2024.
Di sisi lain, unjuk rasa pro Palestina di sejumlah wilayah Amerika Serikat belum berhenti.
Para demonstran pro Palestina yang menggunakan masker diketahui mendirikan tenda dan menempatkan mayat palsu yang berdarah di luar rumah anggota dewan Universitas Michigan.
Disebutkan hal ini meningkatkan ketegangan dengan pihak universitas.
“Mereka mendekati rumah saya dan juga menempelkan surat di depan pintu depan saya, serta mulai mendirikan tenda,” kata Sarah Hubbard, yang merupakan Ketua Dewan Pengurus Universitas Michigan.
Dia menambahkan bahwa para demonstran mulai bernyanyi dengan pengeras suara dan juga menabuh genderang di lingkungannya yang awalnya sepi.
Hubbard mengaku dia dan suaminya tetap di jalan.
Para pengunjuk rasa pergi sekitar 45 menit kemudian ketika para polisi tiba dan tidak ada demonstran yang ditangkap. (*/Mey)