Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, para kru Pertahanan Sipil Gaza kembali menemukan 9 jenazah dari bawah reruntuhan di Khan Younis, yang berada di Jalur Gaza selatan.
Diketahui jika tim Pertahanan Sipil Gaza telah bekerja keras untuk menemukan jenazah warga Palestina yang terbunuh sejak pasukan penjajah Israel menarik diri dari Khan Younis hampir sebulan yang lalu.
Penemuan tersebut dilaporkan terjadi pada hari Selasa, tanggal 30 April 2024, waktu Palestina.
Kuburan massal juga ditemukan di sekitar RS Nasser, dimana sejauh ini lebih dari 390 jenazah telah digali, termasuk dengan anak-anak dan pasien yang menerima perawatan di fasilitas medis tersebut yang kini sebagian besar berupa reruntuhan.
Sementara itu, Jaksa Agung Travis County, Delia Garza, mendesak Universitas Texas di Austin atau UT Austin untuk menerima pengunjuk rasa yang berdemonstrasi menentang serangan penjajah Israel yang hingga kini masih berlangsung di Jalur Gaza.
Garza juga membenarkan jika polisi melakukan penangkapan terhadap 97 mahasiswa.
Sebelumnya, polisi, dengan beberapa diantaranya mengenakan perlengkapan anti huru-hara, menahan puluhan orang ketika mereka membongkar sebuah perkemahan yang didirikan di kampus oleh para mahasiswa yang menyerukan universitas mereka untuk memutuskan hubungan mereka dengan penjajah Israel.
“65 orang mahasiswa yang ditangkap didakwa melakukan pelanggaran pidana,” katanya.
Dia menambahkan jika mengajak orang bersepeda masuk dan keluar penjara dengan tuduhan ringan serta mengurangi sumber daya peradilan pidana untuk seluruh masyarakat tidak akan banyak membantu untuk menjaga keselamatan publik di komunitas.
Di sisi lain, kerumunan orang dilaporkan berbaris di jalan-jalan di New York dan berhenti di sejumlah kampus universitas.
Pawai tersebut diketahui dimulai di Universitas New York, dimana pada pekan lalu puluhan orang ditangkap setelah pihak universitas meminta polisi untuk membubarkan demonstrasi pro-Palestina.
Pawai tersebut akan berakhir di Universitas Columbia dimana para mahasiswa menduduki gedung milik universitas.
Para mahasiswa juga menegaskan mereka tidak akan pergi hingga tuntutan mereka terpenuhi. (*/Mey)