Tempat Perlindungan Lebih dari 1 Juta Orang, Presiden Palestina Sebut Hanya AS yang Dapat Menghentikan Serangan Penjajah Israel ke Rafah

Ket. Foto: Presiden Palestina Menyatakan Hanya AS yang Dapat Menghentikan Serangan Penjajah Israel ke Rafah
Ket. Foto: Presiden Palestina Menyatakan Hanya AS yang Dapat Menghentikan Serangan Penjajah Israel ke Rafah Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, menyatakan hanya Amerika Serikat yang dapat menghentikan serangan penjajah Israel ke Rafah, yang berada di Jalur Gaza sebelah selatan.

Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan jika serangan penjajah Israel ke Rafah diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan dan dapat memaksa mayoritas rakyat Palestina meninggalkan Rafah.

Menurut pernyataannya kemarin, tanggal 28 April 2024, waktu Palestina, Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, menyampaikan pihaknya menyerukan Amerika Serikat untuk meminta penjajah Israel tidak melakukan serangan Rafah.

Baca Juga:
Seiring dengan Upaya Melancarkan Perang, Tentara Penjajah Israel Harap Dermaga Bantuan Gaza Siap pada Awal Mei

Diketahui jika penjajah Israel selama berminggu-minggu ini mengancam akan melakukan serangan darat habis-habisan ke Rafah dan menyebutkan jika tujuan mereka adalah menghancurkan sisa batalion Hamas di Rafah.

Mereka juga dilaporkan meningkatkan serangan udara ke Rafah pada pekan lalu.

Sejumlah negara Barat, yang juga termasuk dengan Amerika Serikat, telah meminta agar penjajah Israel menahan diri untuk tidak menyerang Rafah, yang sekarang ini menampung lebih dari 1 juta warga Palestina yang sebelumnya telah melarikan diri dari serangan yang dilakukan oleh penjajah Israel terhadap wilayah lainnya di Gaza.

Baca Juga:
Laporkan Membunuh Banyak Pejuang, Militer Penjajah Israel Mengklaim Mencapai 25 Sasaran di Jalur Gaza Termasuk Depot Senjata Hamas

“Bahkan serangan kecil di Rafah juga akan memaksa penduduk Palestina meninggalkan wilayah tersebut,” katanya.

Abbas menambahkan jika bencana terbesar dalam sejarah rakyat Palestina akan terjadi.

Dalam kesempatan tersebut, Mahmoud Abbas juga kembali menegaskan jika dia menolak perpindahan warga Palestina ke Yordania dan Mesir.

Baca Juga:
Kembali Lakukan Penggerebekan, Warga Palestina yang Tewas dalam Serangan Jenin Dikabarkan Dibiarkan Kehabisan Darah

Abbas juga mengakui jika dia khawatir bahwa setelah penjajah Israel menyelesaikan operasinya di Jalur Gaza, penjajah Israel kemudian akan berusaha memaksa penduduk Palestina untuk keluar dari Tepi Barat dan masuk ke Yordania.

Salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan jika pernyataan Presiden Otoritas Palestina tersebut sangat penting karena ini merupakan pertama kalinya seorang pemimpin senior PA atau Otoritas Palestina membuat pernyataan seperti itu.

“Namun, rakyat Palestina sebenarnya berharap lebih dari Presiden Otoritas Palestina,” tuturnya. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Termasuk Anak dan Perempuan, 8 Orang Dilaporkan Tewas dalam 2 Serangan yang Dilakukan Pasukan Penjajah Israel di Kamp Nuseirat

8 orang warga Palestina dilaporkan tewas dalam 2 serangan yang dilakukan oleh pasukan penjajah Israel di Kamp Nuseirat.

Beri Syarat Menerapkan Rekomendasi, Belanda Nyatakan Akan Mempertimbangkan Melanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Belanda menyebutkan akan mempertimbangkan melanjutkan pendanaan mereka kepada UNRWA dengan syarat UNRWA menerapkan rekomendasi.

Berhasil Diselamatkan dari Ibunya yang Terbunuh oleh Pasukan Penjajah Israel, Seorang Bayi Prematur Asal Palestina Meninggal di Inkubator

Seorang bayi prematur Palestina yang diselamtkan dari ibunya yang meninggal akibat penjajah Israel meninggal di inkubator.

Sebelum Melakukan Invasi Darat, Penjajah Israel Dilaporkan Meningkatkan Serangan Udara di Rafah, Jalur Gaza Selatan

Penjajah Israel dikabarkan meningkatkan serangan udara di Rafah, Jalur Gaza selatan, sebelum melakukan invasi darat.

Menjadi Kota Hantu, Save The Children Sebut Kaum Anak Palestina Kini Hidup di Puing Reruntuhan Bangunan Khan Younis

Save The Children mengungkapkan jika sekarang ini, kaum anak Palestina hidup di puing reruntuhan bangunan di Khan Younis.

Berita Terkini

wave

Nasib Nyawa di Gunung Nasalane: Menanti Keadilan yang Belum Menyentuh Dg Aras

Hukum yang tak bertaring dihadapan pemodal tambang ilegal, hampir terjadi disemua titik PETI yang tersebar di Parigi moutong.

Tebalnya Tembok "Imunitas" Tambang Ilegal Buranga: Mengapa Hukum Tak Berdaya Dihadapan Reni?

Polres Parigi Moutong dinilai tak bertaring dihadapan Reni salah satu tokoh sentral dibalik beroperasinya tambang ilegal di Desa Buranga.

Diduga Kebal Hukum, Kelompok Haji Anjas, Mustari dan Ahmad Geser Operasi Tambang Ilegal ke Desa Buranga

Dugaan kebal hukum pengelola PETI di Desa Buranga mencuat, seolah tidak perduli hukum aktifitas tambang ilegal Buranga tetap beroperasi.

Maut Mengintai di Buranga: Mengapa Tambang Ilegal di Depan Mata Polres Parigi Moutong Seolah Tak Tersentuh?

Bahaya di PETI Buranga berpotensi sama dengan Tambang ilegal yang berada di gunung Nasalena. Ancaman maut reruntuhan material mengintai.

Maut di Lubang Emas Lobu: Menagih Tanggung Jawab Pengelola PETI atas Tewasnya Penambang

Emas berdarah Parigi moutong kembali telan korban jiwa, kali ini PETI berlokasi di Desa Lobu Kecamatan Moutong yang kena giliran.


See All
; ;