Internasional, gemasulawesi – Sebuah laporan penilaian intelijen Amerika Serikat diketahui dirilis baru-baru ini.
Dalam laporan tersebut disebutkan jika kepemimpinan Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, mungkin dalam bahaya.
“Ketidakpercayaan terhadap kemampuan Benjamin Netanyahu untuk memerintah telah semakin dalam dan juga meluas di kalangan masyarakat penjajah Israel dibandingkan tingkat yang telah tinggi sebelum perang,” bunyi laporan tersebut.
Baca Juga:
Terletak di Tepi Barat, Pasukan Penjajah Israel Dilaporkan Menggerebek Kamp Pengungsi Jenin
Disebutkan dalam laporan yang sama jika protes besar diperkirakan akan terjadi, dimana protes tersebut akan menuntut pengunduran diri Benjamin Netanyahu dan juga diadakannya pemilihan yang baru.
“Pemerintahan yang berbeda dan lebih moderat adalah sebuah kemungkinan,” tulis laporan tersebut.
Selain itu, laporan juga menyampaikan jika struktur pemerintahan dan keamanan di Jalur Gaza dan Tepi Barat, serta penyelesaian situasi kemanusiaan di Jalur Gaza dan pembangunan kembali akan menjadi komponen kunci dari hubungan jangka panjang penjajah Israel dengan Palesina.
Dikatakan jika Benjamin Netanyahu secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap diplomasi pasca perang dengan Otoritas Palestina.
Di sisi lain, menurut laporan, diperkirakan penjajah Israel mungkin akan menghadapi perlawanan bersenjata yang berkepanjangan dari Hamas di tahun-tahun yang akan datang.
Sementara itu, laporan menyatakan militer penjajah Israel akan berjuang untuk menetralisir infrastruktur bawah tanah Hamas yang memungkinkan pemberontak bersembunyi, mendapatkan kembali kekuatan dan mengejutkan pasukan penjajah Israel.
Baca Juga:
Berikan Layanan yang Dibutuhkan, Pengungsi Palestina di Yordania Resah atas Nasib UNRWA
Di pihak lain, tanpa tindakan yang sesegera mungkin, perang penjajah Israel di Jalur Gaza akan menimbulkan dampak buruk seumur hidup terhadap mental anak-anak Palestina dan dengan cepat membuat menyusut peluang untuk pulih.
Hal tersebut diketahui disampaikan dalam laporan Save the Children.
Menurut laporan tersebut, sebelum perang dimulai di tanggal 7 Oktober 2023, anak-anak di Jalur Gaza telah hidup dengan kesehatan mental yang sangat buruk akibat blokade yang dilakukan penjajah Israel.
Baca Juga:
Bentrokan Baru, Militer Penjajah Israel Sebut Temukan 2 Terowongan Hamas di Khan Younis
Selain itu, penyebab lainnya, yakni kebebasan bergerak, perpisahan dari keluarga dan teman, keruntuhan ekonomi dan juga berbagai eskalasi penjajah Israel di Jalur Gaza. (*/Mey)