Internasional, gemasulawesi – Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, mengkritik tindakan yang dilakukan beberapa negara yang mengirimkan bantuan melalui udara kepada warga Palestina di Jalur Gaza.
Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, juga menyatakan jika taktik pemberian bantuan melalui udara tersebut malah menimbulkan korban jiwa.
Menurut Mahmoud Basal, metode pemberian bantuan melalui pesawat bantuan internasional tidak membatasi krisis kelaparan yang diderita oleh rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Baca Juga:
Ramadhan Tiba, Pemerintah Kota Gaza Serukan Organisasi Internasional Berikan Bantuan Penting
“Kelanjutan dari cara pemberian bantuan yang dilakukan melalui udara telah menimbulkan banyak korban dan juga luka-luka di kalangan warga Palestina,” katanya.
Dia menegaskan jika pihak Pertahanan Sipil Gaza menekankan perlunya untuk mencari solusi radikal untuk membuktikan kesia-siaan metode ini dalam memberikan bantuan kepada warga yang menderita kelaparan di Jalur Gaza.
“Kami juga menekankan perlunya upaya untuk memasukkan bantuan kemanusiaan melalui pelabuhan-pelabuhan di Jalur Gaza dan juga mengirimkannya dengan cara yang sama kepada semua warga Palestina untuk menghindari jatuhnya korban lebih lanjut,” terangnya.
Sebelumnya, salah seorang pejabat senior bantuan PBB yang tidak disebutkan namanya memperingatkan jika setidaknya 576.000 orang di Jalur Gaza atau seperempat dari populasi menghadapi tingkat kerawanan pangan yang sangat parah.
“1 dari 6 anak dibawah usia 2 tahun di wilayah utara Gaza juga menderita kekurangan gizi yang akut,” ujarnya.
Salah satu badan kemanusiaan internasional, Ground Truth Solutions, memperingatkan komunitas internasional bahwa semua tanda menunjukkan situasi kemanusiaan yang kritis di Jalur Gaza jika gencatan senjata abadi tidak terjadi.
Baca Juga:
Terletak di Yerusalem Timur, Pemukim Penjajah Israel Dilaporkan Merusak Pemakaman Islam Bersejarah
CEO Ground Truth Solutions, Meg Sattler, menyebutkan jika hal tersebut juga diperingatkan oleh badan-badan kemanusiaan internasional lainnya selama berbulan-bulan.
“Hal seperti itu tidak pernah terjadi, kami melakukan penelitian terhadap masyarakat yang tinggal di Jalur Gaza lebih dari 2 bulan yang lalu dan menunjukkan jika penduduknya sangat membutuhkan air dan juga makanan,” pungkasnya.
Dia menambahkan jika sekitar 97% rakyat Palestina menjatah makanan yang mereka dapatkan untuk dapat bertahan hidup. (*/Mey)