Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, penjajah Israel melakukan serangan terhadap Rafah dan juga wilayah tengah di Jalur Gaza yang menyebabkan lebih banyak korban sipil.
Laporan yang sama menyebutkan jika mereka telah dilarikan ke fasilitas kesehatan lainnya yang ada di Rafah atau di wilayah pusat.
Disebutkan jika para korban serangan tersebut terancam kehilangan nyawa, dimana RS Al Aqsa yang menampung beberapa korban juga kewalahan dikarenakan tidak memiliki pasokan medis yang cukup untuk merawat orang-orang yang terluka dengan baik.
Baca Juga:
Serbu Hebron di Tepi Barat, Pasukan Penjajah Israel Dilaporkan Menahan Beberapa Warga Palestina
Di Rafah yang diketahui padat penduduk karena sekarang menjadi pusat pengungsian rakyat Palestina, serangan yang dilakukan di sebuah kompleks perumahan tidak hanya menyebabkan banyak korban luka, namun, juga pengungsian yang lebih lanjut.
Rumah sakit lainnya yang menerima para korban luka adalah RS Najjar yang berada di Rafah, yang juga dilaporkan terancam tidak dapat melakukan perawatan yang diperlukan para korban mengingat kekurangan pasokan medis dan juga staf.
Sumber yang tidak disebutkan namanya menyatakan jika para staf medis telah kelelahan karena harus bekerja selama 24 jam 7 hari dalam seminggu selama 5 bulan terakhir.
“Ini merupakan situasi yang sangat serius di tingkat medis,” katanya.
Di bagian utara Jalur Gaza, anak-anak dilaporkan meninggal karena kelaparan dan dehidrasi dengan krisis kelaparan yang meluas.
Diketahui jika 3 orang anak kembali meninggal di RS Shifa, sehingga menambah jumlah korban anak-anak yang meninggal dikarenakan kelaparan dan dehidrasi menjadi 23 orang.
Baca Juga:
Serangan yang Intens, Militer Penjajah Israel Dilaporkan Lakukan Penangkapan Massal di Khan Younis
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah memerintahkan militer AS untuk membangun dermaga di pantai Jalur Gaza untuk pengiriman bantuan maritim.
Sekretaris pers Pentagon, Patrick Ryder, menyampaikan jika proses pembangunan yang memerlukan 1.000 tentara AS akan memakan waktu 1 hingga 2 bulan.
“Setelah dibangun, kapal juga akan memerlukan bantuan untuk diturunkan ke dermaga, yang keamanannya akan diawasi oleh penjajah Israel, kemudian dipindahkan ke kapal militer yang lebih kecil untuk kemudian dibawa ke pantai Gaza,” ujarnya.
Salah satu kelompok kemanusiaan, Save the Children, menegaskan dengan semakin parahnya kelaparan di Jalur Gaza setiap harinya, tidak ada waktu untuk menunggu. (*/Mey)