Untuk Memungkinkan Bantuan Masuk, Kementerian Luar Negeri Palestina Tuntut Penjajah Israel Buka Semua Penyeberangan

Ket. Foto: Kementerian Luar Negeri Palestina Menuntut Penjajah Israel untuk Membuka Semua Penyeberangan untuk Memungkinkan Bantuan Masuk
Ket. Foto: Kementerian Luar Negeri Palestina Menuntut Penjajah Israel untuk Membuka Semua Penyeberangan untuk Memungkinkan Bantuan Masuk Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Kementerian Luar Negeri Palestina dilaporkan telah menuntut pihak berwenang membuka semua penyeberangan perbatasan untuk memungkinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza.

Disebutkan juga, jika Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk pencegahan masuknya bantuan yang sangat dibutuhkan rakyat Palestina yang sedang dilanda krisis kelaparan, terutama di wilayah Jalur Gaza utara.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan jika fokus penjajah Israel dalam memberikan persetujuan pembukaan jalur laut dan mencegah masuknya bantuan melalui jalur darat ditujukan pada rencana pemerintah penjajah Israel untuk melanggengkan pendudukan.

Baca Juga:
Bagian Paling Parah yang Alami Kelaparan, WFP Sebut Upaya Lanjutkan Pengiriman Makanan ke Gaza Utara Mayoritas Tidak Berhasil

“Juga untuk pemisahan Tepi Barat dari Jalur Gaza dan pengusiran rakyat Palestina,” ujar mereka.

Di sisi lain, meskipun perundingan gencatan senjata dilangsungkan tanpa adanya tanda-tanda kemajuan, masyarakat di seluruh Jalur Gaza, termasuk dengan 600.000 orang yang sebagian besar mengalami trauma dan kelaparan di Jalur Gaza utara, dilaporkan merasa terpukul.

Dilaporkan jika mereka mengawasi perundingan tersebut, namun pada saat yang sama, rakyat Palestina juga mengalami kelaparan dan penembakan yang terus berlanjut.

Baca Juga:
Serang Orang yang Mencari Bantuan di Gaza, Human Rights Watch Sebut Adalah Bagian dari Pola Kekerasan Puluhan Tahun Penjajah Israel

Serangan udara tanpa henti juga terus dilakukan oleh pasukan penjajah Israel dengan terus menargetkan rumah-rumah penduduk.

Disebutkan jika banyak antisipasi, namun, masyarakat juga sangat berhati-hati karena tidak ada hasil yang pasti dari perundingan gencatan senjata tersebut.

“Orang-orang menggambarkannya sebagai penyiksaan sebelum kematian karena mereka tidak tahu apa yang akan terjadi,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.

Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Serang Kamp Pengungsi Balata di Tepi Barat, Seorang Pria Palestina Dilaporkan Terluka

Dia menambahkan jika kemungkinan invasi darat yang akan meluas di Rafah adalah hal yang membuat masyarakat sangat khawatir saat ini.

Di pihak lain, UNRWA menyatakan jika pihaknya telah mendistribusikan tepung kepada sekitar 370.000 keluarga di Jalur Gaza bagian selatan.

Mengenai perundingan gencatan senjata, Hamas menyatakan jika pihak mereka telah menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Baca Juga:
Sebut Gerebek Infrastruktur Teroris, Tentara Penjajah Israel Lakukan Operasi Baru di Khan Younis

“Namun, penjajah Israel menghindari tuntutan gencatan senjata,” ujar mereka.

Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan jika mereka akan terus melakukan negosiasi melalui mediator untuk mencapai kesepakatan yang memenuhi tuntutan dan kepentingan rakyat Pelestina. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Krisis Kelaparan Memburuk, Anak Palestina dengan Tubuh yang Kurus Banyak Terlihat di Rumah Sakit Gaza

Laporan menyebutkan jika anak-anak Palestina dengan tubuh yang kurus banyak terlihat di rumah sakit di Jalur Gaza.

Akui Khawatir, Kepala Hak Asasi Manusia PBB Peringatkan Perang Gaza Dapat Memicu Konflik Regional

Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, memperingatkan jika perang Gaza dapat memicu konflik regional yang lebih luas nantinya.

Gambarkan Sebagai Bencana yang Luar Biasa, Kementerian Kesehatan Gaza Ungkap Telah Deteksi Sekitar 1 Juta Kasus Penyakit Menular

Kementerian Kesehatan Gaza menyampaikan jika mereka telah mendeteksi sekitar 1 juta kasus penyakit menular.

UNRWA Kemungkinan Berhenti Beroperasi, Penduduk di Tepi Barat Khawatir Akan Hilangnya Layanan Kesehatan dan Pendidikan

Penduduk di Tepi Barat mengatakan mereka khawatir akan hilangnya layanan pendidikan dan kesehatan jika UNRWA berhenti beroperasi.

Jalani Berbagai Perawatan untuk Menjadi Ibu, Seorang Wanita Palestina Ceritakan Kisahnya Kehilangan Bayi Kembarnya Karena Perang

Salah seorang wanita Palestina menceritakan kisahnya harus kehilangan bayi kembarnya karena perang yang terus berlangsung hingga sekarang.

Berita Terkini

wave

Nasib Nyawa di Gunung Nasalane: Menanti Keadilan yang Belum Menyentuh Dg Aras

Hukum yang tak bertaring dihadapan pemodal tambang ilegal, hampir terjadi disemua titik PETI yang tersebar di Parigi moutong.

Tebalnya Tembok "Imunitas" Tambang Ilegal Buranga: Mengapa Hukum Tak Berdaya Dihadapan Reni?

Polres Parigi Moutong dinilai tak bertaring dihadapan Reni salah satu tokoh sentral dibalik beroperasinya tambang ilegal di Desa Buranga.

Diduga Kebal Hukum, Kelompok Haji Anjas, Mustari dan Ahmad Geser Operasi Tambang Ilegal ke Desa Buranga

Dugaan kebal hukum pengelola PETI di Desa Buranga mencuat, seolah tidak perduli hukum aktifitas tambang ilegal Buranga tetap beroperasi.

Maut Mengintai di Buranga: Mengapa Tambang Ilegal di Depan Mata Polres Parigi Moutong Seolah Tak Tersentuh?

Bahaya di PETI Buranga berpotensi sama dengan Tambang ilegal yang berada di gunung Nasalena. Ancaman maut reruntuhan material mengintai.

Maut di Lubang Emas Lobu: Menagih Tanggung Jawab Pengelola PETI atas Tewasnya Penambang

Emas berdarah Parigi moutong kembali telan korban jiwa, kali ini PETI berlokasi di Desa Lobu Kecamatan Moutong yang kena giliran.


See All
; ;