Internasional, gemasulawesi – Baru-baru ini, Yossi Cohen, yang merupakan mantan direktur Mossad, menyatakan jika penjajah Israel harus membayar mahal untuk mereka dapat memulangkan tawanan yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Selain itu, mantan direktur Mossad tersebut juga menyebutkan jika penjajah Israel memerlukan setidaknya 5 tahun untuk pulih dari perang saat perang Palestina berakhir.
“Setiap perjanjian gencatan senjata harus disetujui oleh Kabinet Perang dan juga mungkin seluruh pemerintah penjajah Israel dengan persyaratan yang sangat sulit,” katanya.
Cohen menambahkan jika kesepakatan tersebut tidak boleh dilakukan secara bertahap dan semua tawanan penjajah Israel juga harus ditukar dengan tahanan Palestina sekaligus.
Di hari Minggu kemarin, laporan menyebutkan jika Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan jika pemerintah penjajah Israel tidak bersedia untuk membayar harga berapa pun untuk memulangkan sejumlah tawanan yang masih ada di Gaza.
Dalam kesempatan yang sama, Netanyahu juga membantah kabar yang menyebutkan jika penjajah Israel berencana untuk membebaskan sejumlah besar tahanan Palestina.
Baca Juga:
Masih Agresi, Pegawai Sipil Hamas Dilaporkan Kembali Beroperasi di Gaza
Dia menerangkan jika banyak hal yang dikatakan di media yang menyatakan seolah-olah pemerintah penjajah Israel menyetujuinya.
“Kami tidak akan menyetujuinya,” tegasnya.
Di sisi lain, Qatar, Mesir dan juga Amerika Serikat terus berusaha untuk membuat Hamas dan penjajah Israel untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata yang termasuk dengan pembebasan para tahanan.
Dalam gencatan senjata yang dilakukan di bulan November lalu, puluhan sandera penjajah Israel ditukar dengan tahanan Palestina.
Selain itu, saat itu, perang juga dihentikan sekitar sepekan.
Penjajah Israel menyebutkan jika lebih dari 130 orang tawanan masih berada di Jalur Gaza.
Di sisi lain, laporan lain menyampaikan jika pasukan penjajah Israel terus menahan seorang wanita Palestina yang sedang hamil 2 hari setelah dia ditangkap dari rumahnya.
“Penjajah Israel tetap menahan wanita yang sedang hamil 4 bulan meskipun suaminya yang merupakan seorang supir ambulans Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina telah menyerahkan diri,” ujar kelompok advokasi Klub Tahanan Palestina (PPC). (*/Mey)