Internasional, gemasulawesi – Israel diketahui melakukan serangan ke Palestina sejak tanggal 7 Oktober 2023 lalu.
Namun, baru-baru ini, sebuah laporan menyebutkan jika serangan yang dilakukan Israel tersebut memiliki dampak yang sangat negatif terhadap perekonomian mereka.
Laporan Kemiskinan Alternatif menemukan meningkatnya keadaan darurat sosial-ekonomi dan semakin parahnya kemiskinan di Israel sejak negara Zionis itu melakukan agresi ke Gaza.
Laporan yang sama mengungkapkan jika pembunuhan tanpa pandang bulu yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina terutama di Jalur Gaza telah secara signifikan merusak pendapatan masyarakat Israel sekitar 19,7%.
45,5% diantaranya menyatakan kekhawatiran mereka terhadap semakin memburuknya kesulitan ekonomi yang dihadapi mereka.
Salah satu temuan mengejutkan yang lain adalah 100% badan amal yang didekasikan untuk mendukung masyarakat miskin melaporkan tidak menerima bantuan dari pemerintah Israel sejak invasi dimulai.
Baca Juga: Serangan Tiada Henti, Warga Gaza Ungkap Mereka Lebih Takut dengan Pengasingan Permanen daripada Bom
Selain itu, dilaporkan juga jika keluarga dengan pendapatan per kapita di atas garis kemiskinan namun di bawah biaya minimum menghadapi tantangan dalam memenuhi kondisi kehidupan yang penting.
Ini mengakibatkan tingkat kemiskinan yang bervariasi.
“Sekitar 50,9% penerima bantuan mengurangi atau mengabaikan makanan karena mengalami kendala keuangan,” bunyi laporan tersebut.
Baca Juga: Sisakan Banyak Kisah Pilu, Pakar Sebut Israel sedang Lakukan Solusi Akhir Mereka Sendiri di Gaza
Sementara itu, hampir 40% melaporkan bahwa anak-anak mereka harus mengurangi porsi makan atau tidak makan sama sekali karena kekurangan dana.
Ini juga menyebabkan beberapa keluarga harus berkompromi dalam memberikan nutrisi yang diperlukan dan juga disarankan untuk anak-anak mereka.
Sebanyak 73% penerima bantuan menyampaikan kesulitan ekonomi memaksa mereka untuk tidak lagi membeli peralatan belajar dan juga buku-buku pelajaran untuk anak-anak mereka.
Sekitar 85,1% yang lain mengakui terpaksa berhenti mengikuti kursus tambahan, kegiatan sekolah dan juga perjalanan wisata karena kendala keuangan yang dialami.
Laporan ini disebutkan menggarisbawahi memburuknya ekonomi masyarakat Israel pasca perang di Jalur Gaza.
Untuk kaum lansia yang menerima bantuan, 81,6% hidup dalam kemiskinan dan 50,5% lainnya mengalami kemiskinan yang ekstrem.
35,5% dinyatakan mengalami kerawanan pangan yang serius dan 64% telah berhenti mencari perawatan medis atau membeli obat-obatan. (*/Mey)