Internasional, gemasulawesi – Dalam wawancara terbarunya, Kepala Bantuan PBB, Martin Griffiths, menyatakan jika perang yang sedang berlangsung di Palestina terutama di Jalur Gaza masih jauh dari selesai.
Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths juga menyebutkan perang Palestina dapat memburuk dalam beberapa minggu mendatang.
Martin Griffiths menyampaikan jika perang belum berakhir dan belum berakhir setengahnya.
Martin Griffiths yang dikenal dengan keahliannya dalam mediasi dan kemanusiaan, menggambarkan situasi di Jalur Gaza sebagai krisis kemanusiaan yang terburuk yang pernah dia saksikan selama ini.
Diketahui jika Israel juga terus menuntut agar Sekjen PBB Antonio Guterres mengundurkan diri menyusul pernyataannya tentang Hamas.
Griffiths juga menghadapi tantangan saat melakukan kunjungan ke Israel setelah pernyataannya di sebuah media.
Martin Griffiths dilaporkan mengeluarkan statement jika situasi di Gaza sebagai yang terburuk yang pernah ada.
“Tidak seperti krisis global lainnya dimana orang dapat melarikan diri, di Gaza, semua orang terjebak tidak dapat pergi kemanapun,” katanya menjelaskan pernyataannya tersebut.
Dia menambahkan rakyat Palestina sekarang ini tidak memiliki rencana untuk masa depan mereka.
Baca Juga: Nilai Telah Kecewakan Gaza, Ketua ICRC Sebut Perang Palestina Adalah Kegagalan Moral Dunia
“Krisis di Gaza di luar imajinasi saya,” ujarnya.
Laporan lain juga menyampaikan bencana kemanusiaan di Gaza juga ditandai dengan penyakit dan juga kelaparan yang mengakibatkan semakin banyak rakyat Palestina yang mengalami kematian.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bantuan PBB tersebut menyiratkan jika jumlah korban tewas yang diumumkan pihak Palestina sekarang ini adalah angka yang terlalu rendah.
Dia membandingkannya dengan gempa bumi Turki yang terjadi beberapa waktu yang lalu dimana jumlah korban jiwa meningkat 2 kali lipat setelah puing-puing reruntuhan dibersihkan.
“Saya tidak melihat bukti bahwa perang Israel akan dilakukan dengan kekerasan yang lebih sedikit di Khan Younis dan wilayah selatan Gaza mengingat Israel menjanjikan ini sebelumnya,” jelasnya.
Martin Griffiths mengungkapkan jika kenyataan di lapangan sangat berbeda dengan konflik yang lebih intens dibandingkan berkurang seperti yang dijanjikan.
“Sebelum perang, sekitar 500 truk melintasi Gaza setiap harinya melalui berbagai pos pemeriksaan, namun kini jumlahnya jauh lebih sedikit,” akunya. (*/Mey)