Masih Menunggu Ending, Seorang Nelayan di Palestina Akui Jika Mereka yang Dianggap Saudara Sekarang Takut Satu Sama Lain

Ket. Foto: Seorang Nelayan Palestina Mengungkapkan Jika Mereka yang Dianggap Saudara Sekarang Takut Satu Sama Lain (Foto/X/@UNRWA)
Ket. Foto: Seorang Nelayan Palestina Mengungkapkan Jika Mereka yang Dianggap Saudara Sekarang Takut Satu Sama Lain (Foto/X/@UNRWA) Source: (Foto/X/@UNRWA)

Internasional, gemasulawesi - Saat ditemui oleh awak media beberapa waktu yang lalu, salah seorang nelayan di Palestina, Johny Saba, mengakui dia merindukan kehidupan di pelabuhan kuno Mediterania agar kembali sebelum perang.

Johny Saba menyatakan jika sebelum perang terjadi, tidak ada masalah di Jaffa yang menjadi kota tempatnya tinggal, dimana Yahudi dan Palestina dapat bekerja sama.

Johny Saba menuturkan di akhir pekan, ribuan orang akan datang untuk membeli ikan segar.

Baca Juga: Masih Menggempur, Pakar Sebut Klaim Tingkat Pembunuhan Penjajah Israel Tidak Masuk Akal

Dia melukiskan gambaran komunitas nelayan, Kristen-Yahudi-Muslim, yang hidup berdampingan dan bukan dipisahkan satu sama lain oleh ketegangan dan perpecahan yang terjadi.

“Disini kita semua seperti saudara dan jika dimana-mana seperti di Jaffa, maka pasti jadi surga,” katanya.

Jaffa yang menjadi tempat tinggal Johny Saba adalah pusat komersial Palestina, sebuah kota makmur yang dikelilingi oleh desa dan kota kecil, dengan populasinya sekitar 120.000 orang.

Baca Juga: Banyak Penderitaan, Seorang Pakar Ibaratkan Narasi Palestina Adalah Sakit dalam Bahasa Arab dan Informasi pada Inggris

Untuk saat ini, kawasan ini merupakan tempat perpaduan antara bahasa Arab dan Ibrani yang digunakan secara luas di wilayah Jaffa.

Salah satu bartender, Marcel Shibli, menyampaikan jika sebelum perang adalah hal yang normal bagi umat Kristen, Yahudi dan Muslim untuk berkumpul di bar trendi yang menghadap ke pelabuhan.

“Sebagai seorang Kristen, saya mempunyai posisi yang baik untuk melayani berbagai kelompok dan minuman pilihan mereka,” ujarnya.

Baca Juga: Pertempuran Masih Berlanjut, Pakar Sebut Agresi Penjajah Israel terhadap Hamas Merupakan Perang Asimetris Modern

Shibli mengungkapkan perang telah membuat banyak orang terkejut, dan Jaffa jauh lebih sepi dari biasanya karena ketegangana meningkat di lingkungan yang biasanya tenang.

Nessim yang merupakan seorang nelayan Israel yang berusia 70 tahun, memaparkan jika dia telah tinggal di Jaffa sejak dia berusia 7 tahun.

“Saya sendiri tidak akan pernah meninggalkan Jaffa karena semua orang dapat akur,” terangnya.

Baca Juga: Lama Dijajah, Apa Arti dari Terowongan Hamas di Jalur Gaza dan Sandera untuk Rakyat Palestina?

Nessim menegaskan jika dia adalah seorang Yahudi, namun, dia bersekolah di banyak muslim.

“Saya sendiri tetap berteman seumur hidup dengan banyak dari mereka,” pungkasnya.

Salah satu nelayan yang lain, Kabub, menerangkan jika saat ini orang-orang Yahudi takut untuk membeli dari mereka. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Serangan Tidak Kunjung Berhenti, Rakyat Palestina yang Mengungsi ke Daerah Padat Gaza Selatan Kini Hidup di Jalanan

Kini, warga Palestina yang mengungsi ke daerah padat di Gaza selatan hidup di jalanan dengan tempat penampungan yang over capacity.

Belum Berakhir, Seorang Perempuan Palestina Menceritakan Kesaksiannya yang Menyakitkan di Penjara Penjajah Israel

Salah satu perempuan Palestina menyampaikan kesaksiannya yang menyakitkan tentang apa yang dialaminya di penjara Israel.

Sebabkan Banyak Penderitaan, Pakar Sebut Pasca Perang Tidak Akan Menjadi Akhir dari Perjuangan Anti Kolonial Palestina

Seorang pakar menyebutkan jika perang ini berakhir, maka juga tidak akan menjadi akhir dari perjuangan anti kolonial Palestina.

Perang Penjajah Israel dan Palestina Masih Berlangsung, Seberapa Terpecah Belahnya Dunia?

Seberapa terpecah belahnya dunia dikarenakan perang yang terjadi antara Israel dengan Palestina sejak tanggal 7 Oktober 2023 lalu?

Berita Terkini

wave

Pemulangan Jenazah Staf KBRI Lima Zetro Leonardo Purba dan Peninjauan Perlindungan Diplomat RI

Jenazah Zetro Leonardo Purba akan dipulangkan ke Indonesia, sementara Kemlu evaluasi perlindungan diplomat di luar negeri.

Perum Bulog Percepat Penyaluran Beras SPHP untuk Stabilkan Harga dan Ketersediaan Pangan

Bulog menyalurkan beras SPHP secara masif, menjaga harga tetap stabil, dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Pemkab Bantul Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Setelah Temuan Ulat dan Jangkrik

Pemkab Bantul melakukan evaluasi dan koordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan MBG bagi siswa.

Lapas Kediri Cabut Hak Narapidana Pelaku Asusila, Korban Dipaksa Telan Benda Asing

Lapas Kediri menindak tegas napi pelaku asusila dengan mencabut haknya, korban dipaksa menelan benda asing, kasus dilaporkan.

Kopdeskel Merah Putih Jadi Kompensasi Pemotongan TKD, Pemerintah Siapkan Skema Rp16 Triliun

Pemerintah luncurkan Kopdeskel Merah Putih sebagai kompensasi pemotongan TKD, didukung dana SAL Rp16 triliun melalui bank Himbara.


See All
; ;