TEGAS! UIN Alauddin Makassar Bantah Keterlibatannya dalam Kasus TPPO Modus Ferienjob Ke Jerman, Warek: Sempat Ada Undangan, Tapi Kita Tolak

UIN Alauddin Makassar dengan tegas membantah terlibat dalam program ferienjob ke Jerman.
UIN Alauddin Makassar dengan tegas membantah terlibat dalam program ferienjob ke Jerman. Source: Foto/sema.uin-alauddin.ac.id

Makassar, gemasulawesi – Sejumlah kampus di Kota Makassar diduga terlibat dalam tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan modus ferienjob ke Jerman.

Salah satu kampus yang diduga terlibat TTPO ferienjob  ke Jerman ini adalah UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.

Namun dengan tegas, UIN Alauddin Makassar membantah tudingan terlibat TPPO dengan modus program ferienjob ke Jerman tersebut.

Dalam keterangan tertulis, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga, Prof Muhammad Amri menegaskan bawah UIN Alauddin Makassar tidak mempunyai kerja sama resmi dengan program ferienjob.

Baca Juga:
Aktivis Lingkungan Daniel Tangkilisan Divonis 7 Bulan Penjara, Kuasa Hukum Kecam Vonis Majelis Hakim PN Jepara, Upaya Banding Dilakukan

"(Kami) menegaskan bahwa tidak ada kerja sama resmi UIN Alauddin Makassar dengan program ferienjob, baik itu yang bersifat flagship maupun mandiri," kata Prof Muhammad Amri.

Dugaan ini muncul setelah munculnya kabar bahwa ada mahasiswa yang mengikuti program Ferienjob ke Jerman dan ia mengaku berasal dari UIN Alauddin.

Prof Amri pun membenarkan kabar tersebut dan tidak membantahnya.

"Bahwasanya ada mahasiswa yang mengatasnamakan UIN Alauddin Makassar yang mengikuti program ferienjob, adalah benar. Mahasiswa tersebut atas nama Fikram, alumni Prodi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi," ungkap Prof. Amri.

Baca Juga:
Dinamika Dukungan Publik terhadap Pasangan Calon Pilkada Surabaya 2024: Peran Signifikan Tri Rismaharini

Namun dengan tegas ia mengatakan jika mahasiswa tersebut berangkat atas inisiatif serta kemauannya sendiri.

Tak pernah ada koordinasi dengan Career Development Center (CDC) atau bagian alumni UIN Alauddin Makassar.

Prof. Amri menjelaskan bahwa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin sempat menerima undangan untuk mengikuti sosialisasi program ferienjob ke Jerman.

Namun, pihak kampus tidak menanggapi undangan tersebut dengan alasan ketidakjelasan lembaga yang mengundang.

Baca Juga:
Berikan Sejumlah Dampak Positif, Pengamat Transportasi Sebut Pengadaan Program Mudik Gratis Jadi Alternatif saat Harga Tiket Naik

Salah satu alasan utamanya adalah karena informasi terkait lembaga yang mengirimkan undangan tersebut tidak jelas asal usulnya.

Prof. Muhammad Khalifa Mustamin, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UIN Alauddin, juga memberikan penjelasan serupa.

Beliau menyatakan bahwa kampus tidak menjalin kerjasama dengan pihak yang mengirimkan mahasiswa ke Jerman untuk program ferienjob seperti yang banyak diberitakan saat ini.

Prof. Khalifa menegaskan pentingnya melakukan pengecekan dan penelitian ulang jika ada program yang ditawarkan kepada mahasiswa, terutama terkait legalitas, keamanan, dan manfaat yang dapat diperoleh.

Baca Juga:
Padati Pelabuhan Pelindo Kedaro Lembar, 1800 Penumpang Telah Diberangkatkan dari Lombok Menuju Surabaya

“UIN Alauddin tidak melakukan kerjasama dengan pihak yang memberangkatkan mahasiswa ke Jerman seperti yang banyak diberitakan,” jelas Prof Khalifa. (*/Shofia)

...

Artikel Terkait

wave
Kasus Dugaan TPPO Mahasiswa Magang ke Jerman, Menko PMK Harap Tidak Berujung Ranah Pidana

Menko PMK mengharapkan kasus dugaan TPPO dengan modus mahasiswa magang ke Jerman tidak berakhir ke ranah pidana.

Presiden Jokowi Duga TPPO di Balik Gelombang Pengungsi Rohingya, UNHCR Indonesia Sebut Seringkali Tidak Punya Pilihan

UNHCR Indonesia menyatakan jika para pengungsi yang seperti pengungsi Rohingya seringkali tidak memiliki pilihan lain.

Terungkap Modus yang Dilakukan Oknum Imigrasi dalam Kasus TPPO Organ Ginjal ke Kamboja, Kini Tersangka Bertambah Menjadi 15 Orang

Telah diungkap oleh kepolisian, dimana oknum imigrasi dalam kasus TPPO Organ ginjal ke Kamboja meloloskan para korban melalui jalur khusus.

Kepolisian Sebut Tersangka dalam Kasus TPPO Organ Ginjal ke Kamboja Berpotensi Bertambah, Calon Tersangka Oknum Imigrasi

Pada Kasus TPPO organ ginjal ke Kamboja, kepolisian sebut jumlah tersangka berpontensi bertambah, lebih dari 2 orang yakni oknum imigrasi.

3 Orang Saksi Mengaku Korban dalam Kasus TPPO Organ Ginjal, Kepolisian Lakukan Pemeriksaan Hingga Berikan Pendamping Psikologis

3 orang saksi yang mengaku korban dalam kasus TPPO organ ginjal yang telah melakukan transplantasi, kepolisian segera lakukan pemeriksaan.

Berita Terkini

wave

Pemulangan Jenazah Staf KBRI Lima Zetro Leonardo Purba dan Peninjauan Perlindungan Diplomat RI

Jenazah Zetro Leonardo Purba akan dipulangkan ke Indonesia, sementara Kemlu evaluasi perlindungan diplomat di luar negeri.

Perum Bulog Percepat Penyaluran Beras SPHP untuk Stabilkan Harga dan Ketersediaan Pangan

Bulog menyalurkan beras SPHP secara masif, menjaga harga tetap stabil, dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Pemkab Bantul Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Setelah Temuan Ulat dan Jangkrik

Pemkab Bantul melakukan evaluasi dan koordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan MBG bagi siswa.

Lapas Kediri Cabut Hak Narapidana Pelaku Asusila, Korban Dipaksa Telan Benda Asing

Lapas Kediri menindak tegas napi pelaku asusila dengan mencabut haknya, korban dipaksa menelan benda asing, kasus dilaporkan.

Kopdeskel Merah Putih Jadi Kompensasi Pemotongan TKD, Pemerintah Siapkan Skema Rp16 Triliun

Pemerintah luncurkan Kopdeskel Merah Putih sebagai kompensasi pemotongan TKD, didukung dana SAL Rp16 triliun melalui bank Himbara.


See All
; ;