Ekonomi, gemasulawesi – Menurut laporan, sekitar 66.000 ton beras yang diimpor dari Vietnam telah tiba di Pelabuhan Patimban, Subang.
Disebutkan jika kedatangan beras impor dari Vietnam tersebut adalah salah satu upaya untuk menstabilkan lonjakan harga beras.
Laporan yang sama menyatakan jika tim gabungan dari Satgas Pangan Mabes Polri dan Polda Jawa Barat melakukan pemantauan langsung proses bongkar muat yang dilakukan di Pelabuhan Patimban.
Baca Juga:
Inflasi Februari Dilaporkan Naik, BPS Ungkap Beberapa Komoditas Penyumbang
Kombes Pol Irfan Rifai, yang berasal dari Satgas Pangan Mabes Polri, menyatakan jika proses bongkar muat beras impor Vietnam tersebut berjalan dengan lancar.
“Beras impor ini nantinya akan didistribusikan ke Bulog yang ada di wilayah Jawa Barat,” ujarnya.
Dalam kesempatan bertemu dengan awak media, Kombes Pol Irfan Rifai menyampaikan jika pihaknya melakukan pengecekan dan memonitor aktivitas pembongkaran beras Bulog di Pelabuhan Patimban.
Baca Juga:
Jelang Bulan Ramadhan 2024, Bapanas Sebut Stok Beras Dipastikan Aman
“Beras ini akan mampu mencakup wilayah Jawa Barat sekitar 66.000 ton,” terangnya.
Irfan juga menuturkan jika sekarang ini, harga beras telah mengalami penurunan harga mulai Rp 500,00-Rp 1.000,00 per kilogramnya sejak kedatangan beras impor.
“Kami berharap jika harga beras akan segera turun,” akunya.
Irfan menambahkan jika akan ada beberapa kapal lagi yang akan membawa beras impor.
Menurut Irfan, pihaknya telah melihat penurunan harga beras untuk jenis premium, terutama di wilayah Bandung.
Di sisi lain, Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, menyatakan jika pemerintah memastikan akan mengembalikan harga beras kembali normal seperti semula.
Ma’ruf Amin menerangkan jika pemerintah melakukan 2 langkah untuk menormalkan harga beras.
“Yang pertama adalah mengendalikan harga dan yang kedua adalah memastikan ketersediaan barang,” imbuhnya.
Wapres mengakui jika pengendalian harga tidak mudah untuk dilakukan, namun, sebentar lagi diharapkan akan ada panen yang dapat membuat harga beras turun.
“Jika secara nasional. Indonesia sempat mengalami defisit yang diakibatkan panen raya yang mengalami penundaan,” tuturnya.
Ma’ruf membeberkan jika hal tersebut sebagai dampak dari cuaca ekstrem El Nino yang melanda Indonesia yang juga dialami banyak wilayah di dunia. (*/Mey)