Maluku Utara, gemasulawesi - Bantuan logistik dan peralatan yang dikirim oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ke Halmahera Barat, Maluku Utara, merupakan langkah krusial dalam upaya penanganan darurat bencana erupsi Gunung Ibu.
Bantuan seberat 16 ton untuk warga terdampak erupsi Gunung Ibu tersebut tiba dari Jakarta melalui pesawat kargo yang mendarat di Bandara Sultan Babullah di Kota Ternate.
Setelah mendarat, bantuan gelombang pertama untuk warga terdampak erupsi Gunung Ibu segera diangkut menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Ahmad Yani menuju Pelabuhan Jailolo di Halmahera Barat.
Tiga truk kemudian disiapkan untuk membawa seluruh bantuan logistik dan peralatan tersebut menuju gudang logistik sementara di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Halmahera Barat.
Langkah selanjutnya adalah proses bongkar muatan untuk mengatur distribusi yang tepat kepada warga yang membutuhkan.
Adapun rincian bantuan yang diterima meliputi tenda pengungsi sebanyak 10 unit dengan 20 peti, paket sembako sebanyak 500 paket, makanan siap saji sebanyak 500 paket, hygiene kit sebanyak 500 paket, matras sebanyak 500 paket, selimut sebanyak 500 lembar, genset sebanyak 5 unit, dan masker kesehatan sebanyak 500 dus.
Ini merupakan upaya konkret BNPB dalam memberikan dukungan bagi korban bencana dan warga terdampak.
Diketahui bahwa Gunung Ibu, yang telah dinaikkan statusnya menjadi level IV atau 'Awas' sejak Kamis, 16 Mei 2024, terus mengalami erupsi hingga Senin, 20 Mei 2024.
Pada Sabtu, 18 Mei 2024, Gunung Ibu mengalami dua kali erupsi yang signifikan. Erupsi pertama terjadi pada pukul 20.08 WIT dengan tinggi kolom abu mencapai 4.000 meter di atas puncak.
Intensitasnya tebal dan condong ke arah barat dan barat laut. Erupsi ini tercatat pada seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan berlangsung selama 9 menit 12 detik.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 11.36 WIT dengan tinggi kolom abu mencapai 5.000 meter dari kawah puncak. Kolom abu berwarna kelabu dan intensitasnya tebal, condong ke arah barat daya dan barat.
Erupsi tersebut tercatat dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan berlangsung selama 9 menit 12 detik.
Lalu erupsi kedua terjadi pada pukul 20.34 WIT dengan tinggi kolom abu mencapai 1.000 meter dari puncak kawah, dan intensitas tebal yang condong ke arah timur laut dan timur.
Tindak lanjut dari aktivitas erupsi tersebut adalah suara gemuruh dan dentuman yang terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung.
Kondisi ini, disertai dengan kilatan petir dalam kolom erupsi, telah membuat masyarakat terutama yang tinggal di tujuh desa terdampak merasa panik.
Data sementara per 19 Mei 2024 mencatat bahwa sebanyak 1.554 jiwa telah dievakuasi ke sejumlah titik pengungsian sebagai langkah mitigasi bencana.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas, mendaki, atau mendekati Gunung Ibu di dalam radius 4 kilometer dan sektoral 7 kilometer dari arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif.
Rekomendasi ini bertujuan untuk memastikan keselamatan masyarakat serta menghindari potensi bahaya lebih lanjut akibat erupsi tersebut. (*/Shofia)