Nasional, gemasulawesi – Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan bahwa GBFA atau Global Blended Finance Alliance akan menjadi solusi untuk mengatasi kesenjangan finansial dalam merealisasikan pencapaian SDGs.
Selain itu, menurut Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, juga dalam merealisasikan proyek iklim.
Menko Marves menyebutkan jika GBFA akan memobilisasi pendanaan campuran atau blended finance, yang merupakan sebuah langkah strategis untuk mengatasi kesenjangan finansial yang berkaitan dengan proyek iklim dan juga pencapaian SDGs.
Hal tersebut disampaikannya kemarin, tanggal 20 Mei 2024, dalam acara peluncuran sekretariat GBFA di Nusa Dua, Bali.
Luhut menuturkan jika GBFA diadopsi oleh para pemimpin KTT G20 Bali untuk mempercepat investasi iklim di negara kepulauan, LDC atau Least Developed Countries dan negara-negara berkembang.
“Untuk fokus utamanya adalah pada kerja sama global selatan selain juga dengan pendanaan transisi,” ujarnya.
Dia menegaskan jika GBFA G20 Bali akan mendukung sejumlah negara untuk merancang dan juga menerapkan kebijakan yang tepat, solusi pembiayaan untuk transisi mencapai SDGs, serta mengembangkan struktur kelembagaan, teknologi dan data.
Disebutkan Luhut jika GBFA akan memfasilitasi asas-asaa G20 terkait dengan pendanaan campuran.
“Juga mendukung negara-negara yang merancang kebijakan yang memprioritakan kebutuhan Indonesia untuk membangun key partnership,” terangnya.
Luhut Binsar Pandjaitan juga mengajak para perwakilan negara yang hadir untuk mempererat kerja sama internasional melalui sejumlah forum.
“Misalnya seperti forum G-20 mendatang yang akan digelar di Rio de Janeiro, Brazil,” katanya.
Lebih lanjut, Menko Marves menerangkan krisis iklim menjadi isu yang penting untuk seluruh negara yang ada di dunia.
Menurutnya, jika mengacu pada konsensus UEA COP28 lalu, setiap pihak memiliki komitmen untuk melakukan transisi energi dari bahan bakar fosil untuk mempercepat pengurangan emisi NDC.
Luhut mengakui melihat tantangan perubahan iklim dan perlunya penutupan proyek yang besar dikarenakan terdapat kesenjangan pendanaan iklim.
“Oleh karena itu, GBFA hadir sebagai salah satu solusinya,” tandasnya. (*/Mey)