Nasional, gemasulawesi – Tri Rismaharini, yang merupakan Menteri Sosial, menyatakan akan menggunakan teknologi untuk mencari air bersih untuk masyarakat yang berada di Desa Pambotanjara, Kecamatan Kota Waingapu, Sumba Timur, NTT.
Dalam keterangannya kemarin, 19 Mei 2024, Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mengatakan jika dari sejumlah permasalahan yang diungkapkan oleh warga, salah satu permasalahannya adalah mereka kesulitan mengakses air bersih di wilayah itu.
Menteri Sosial menyampaikan pihaknya menggunakan alat untuk memeriksa sumber air.
“Jika ada sumber air, maka alatnya akan bergetar dan nantinya akan digali dan diuji apakah layak untuk dipakai atau tidak,” ujarnya.
Dia menambahkan jika Kementerian Sosial telah sukses membangun instalasi air di Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Manggarai Timur dengan menggunakan teknologi.
Dia menegaskan pihak Kementerian Sosial optimis segera menemukan sumber air bersih seiring dengan aksesibilitas air bersih yang menjadi salah satu upaya untuk menekan tingginya angka pengidap kusta dan juga penyandang disabilitas di wilayah tersebut.
“Kementerian Sosial akan mengecek kandungan air dengan menggunakan teknologi dikarenakan air tidak bersih akan mengakibatkan penyakit kusta dan juga kurang gizi hingga akhirnya merusak otak jika terdapat kandungan kapur yang tinggi,” katanya.
Sebelumnya, diketahui jika pada pekan lalu, Tri Rismaharini juga memastikan segera memindahkan seluruh posko pengungsian dan dapur umum yang merupakan milik Kementerian Sosial menjauhi jalur lahar dingin Gunung Marapi.
“Kami telah melakukan pemetaan overlay antara lokasi pengungsian yang telah berdiri dengan potensi jalur lahar dingin jika Gunung Marapi kembali mengalami erupsi dan wilayah itu juga mengalami kondisi hujan,” ucapnya.
Risma mengungkapkan 2 posko yang akan dipindahkan adalah posko di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
Risma menyatakan pihaknya juga akan membuatkan penanda terkait dengan titik-titik yang dilewati jalur lahar dingin dan juga jalur evakuasi.
Menurutnya, tujuannya adalah memudahkan warga memahami potensi bahaya yang nantinya akan dihadapi. (*/Mey)