Nasional, gemasulawesi - Postingan Perdana Menteri Singapura yang baru, Lawrence Wong, yang memimpin rapat kabinet pertamanya, telah menjadi perbincangan hangat di antara netizen, terutama dari Indonesia.
“Ini hari pertama saya dalam peran baru. Akan mengadakan rapat kabinet pertama sore ini. Agenda ke depan kami sangat padat. Kami berharap dapat berkolaborasi dengan Anda semua untuk mendorong Singapura maju ke fase berikutnya,” ungkap Lawrence Wong di akun Twitter @ LawrenceWongST dalam bahasa Inggris.
Yang menarik perhatian banyak orang adalah suasana rapat Perdana Menteri Singapura yang terlihat sangat sederhana dan minim pernak-pernik mewah.
Netizen Indonesia memberikan beragam komentar terkait perbedaan yang mencolok antara suasana rapat kabinet di Singapura dan di Indonesia.
Salah satu komentar menyoroti bahwa dalam rapat kabinet yang dipimpin oleh PM Wong, hanya disediakan air minum saja, sementara di Indonesia, rapat seringkali disajikan dengan jamuan makan mewah karena anggarannya yang besar.
“Kabinet apa ini? Negara dengan paspor terkuat di dunia dan GDP terbesar di ASEAN meja rapatnya bersih. Dimana ajudannya? Dimana Banquet mewahnya? Dimana Tablet mahalnya? Dimana barang Hi tech yang cuma dipake buat PPT-nya? Kalian semua kalah sama kabinet Indonesia, pak Wong,” tulis akun @bs***.
Perbandingan ini mencerminkan perbedaan budaya kerja, prioritas anggaran, dan standar kerja antara kedua negara.
Komentar-komentar yang datang dari netizen Indonesia juga menggambarkan perbedaan dalam tata kelola rapat.
Beberapa netizen menyindir secara satire atau sarkastik tentang perbedaan peralatan dan fasilitas yang digunakan dalam rapat, menggambarkan sudut pandang mereka terhadap budaya kerja dan integritas dalam pemerintahan.
“Camilannya tidak ada pak? Minumannya mana? Katanya negara maju, masa tidak ada anggarannya untuk itu? Soal anggaran buat rapat, bapak bisa kirim tim ke negara kami buat studi banding,” tulis akun @ak***.
Netizen juga menyoroti bahwa rapat kabinet PM Wong yang sederhana dapat dianggap sebagai gambaran efisiensi dan fokus pada pekerjaan.
Sementara di Indonesia, ada persepsi bahwa lebih banyak pernak-pernik mewah dalam rapat yang kadang-kadang dianggap sebagai pemborosan anggaran.
Dalam keseluruhan konteks, perbandingan suasana rapat antara Singapura dan Indonesia setelah postingan PM Wong mencerminkan ketertarikan dan perhatian masyarakat terhadap budaya kerja, tata kelola pemerintahan, dan penggunaan anggaran di kedua negara tersebut.
Hal ini juga mencerminkan berbagai sudut pandang dan nilai yang berbeda-beda dalam penilaian terhadap efisiensi dan integritas dalam rapat kabinet pimpinan PM Wong.
Perbedaan ini juga dapat dilihat sebagai gambaran dari perbedaan dalam infrastruktur dan budaya kerja di negara-negara Asia Tenggara.
Namun, hal ini juga memunculkan pertanyaan penting tentang bagaimana negara-negara tersebut mengelola anggaran dan menetapkan prioritas dalam tata kelola pemerintahan mereka. (*/Shofia)