Nasional, gemasulawesi – Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, dikabarkan memimpin Ministerial Meeting, yang menjadi salah satu sesi dalam World Water Forum yang diadakan di Bali.
Dalam keterangannya hari ini, 21 Mei 2024, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, memulainya dengan menekankan pentingnya air sebagai sumber kehidupan manusia.
Diketahui jika Menteri Dalam Negeri mengawalinya dengan didampingi oleh Co-Chair Professor Ben Braga yang adalah Presiden World Water Council atau WWC yang sebelumnya.
Baca Juga:
Gandeng Pemangku Kepentingan, Kemenhub Satukan Persepsi Terkait Pelayanan untuk Ibu Hamil di Pesawat
Untuk pengantar pembukaan Ministerial Meeting, disampaikan oleh Mr Loic Fauchon yang merupakan Presiden WWC.
Dalam keterangan tertulisnya hari ini, 21 Mei 2024, Tito menyatakan akses terhadap air minum yang bersih dan aman penting.
Menurut Tito, hal tersebut dikarenakan adalah hak asasi manusia dan juga landasan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat.
Tito mengatakan air berada di garis depan tantangan global untuk saat ini dan masa depan.
“Itu disertai dengan kombinasi pertumbuhan polusi, pertumbuhan populasi dan juga kenaikan suhu yang mengakibatkan kelangkaan air di banyak tempat yang ada di seluruh dunia,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Tito juga menyoroti dampak perubahan iklim yang meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir, yang disebutkannya dapat membahayakan jutaan orang jika tanpa disertai dengan pengelolaan air yang berkelanjutan.
Dia menekankan jika masalah air tidak hanya menjadi perhatian profesional dan juga akademis.
“Namun, juga memerlukan kepemimpinan yang kuat dari para pengambil kebijakan dikarenakan air bersifat politis,” ujarnya.
Mendagri juga mengajak para delegasi yang hadir untuk menjadikan World Water Forum yang ke-10 sebagai mercusuar yang akan memandu jalan menuju kerja sama yang berdampak, inklusif dan juga saling menguntungkan untuk melindungi generasi mendatang.
Diketahui jika pada sesi Ministerial Meeting pada hari pertama yang dilangsungkan kemarin, tanggal 20 Mei 2024, diisi dengan sejumlah pernyataan dari berbagai negara peserta.
Masing-masing delegasi memberikan pandangannya terkait dengan solusi dan juga tantangan pengelolaan air di negara masing-masing. (*/Mey)